Jumat, 04 Desember 2009

Frame Relay CISCO




















Semua Kabel serial yang terkoneksi ke Frame Relay Switching harus DCE

Konfigurasi pada router R1

hostname R1
!!! Konfigurasi Ethernet 0
interface e0
ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
no shutdown
!!! Konfigurasi Serial 0
interface s0
no ip address
encapsulation frame-relay
no shutdown
int s0.204 point-to-point
ip address 10.10.10.1 255.255.255.252
frame-relay interface-dlci 204
int s0.205 point-to-point
ip address 10.10.10.5 255.255.25
frame-relay interface-dlci 205
!!! Konfigurasi Routing Protocol
router rip
version 2
network 192.168.10.0
network 10.10.10.0
network 10.10.20.4

Konfigurasi pada router R2

hostname R2
!!! Konfigurasi Ethernet 0
interface e0
ip address 192.168.20.1 255.255.255.0
no shutdown
!!! Konfigurasi Serial 0
interface s0
no ip address
encapsulation frame-relay
no shutdown
int s0.402 point-to-point
ip address 10.10.10.2 255.255.255.252
frame-relay interface-dlci 402
!!! Konfigurasi Routing Protocol
router rip
version 2
network 192.168.20.0
network 10.10.10.0


Konfigurasi pada router R3
hostname R3
!!! Konfigurasi Ethernet 0
interface e0
ip address 192.168.30.1 255.255.255.0
no shutdown
!!! Konfigurasi Serial 0
interface s0
no ip address
encapsulation frame-relay
no shutdown
int s0.502 point-to-point
ip address 10.10.10.6 255.255.255.252
frame-relay interface-dlci 502
!!! Konfigurasi Routing Protocol
router rip
version 2
network 192.168.30.0
network 10.10.10.4

Frame Relay Switching

hostname frswitching
frame-relay switching
!!! Konfigure serial 0
interface s0
no ip address
encapsulation frame-relay
clock rate 56000
frame-relay intf-type dce
!!! Petakan (membuat virtual circuit) dari s0 ke s1
frame-relay route 204 interface serial 1 402
frame-relay route 205 interface serial 2 502
no shutdown
!!! Konfigurasi serial 1
interface s1
no ip address
encapsulation frame-relay
clock rate 56000
frame-relay intf type dce
!!! Petakan (membuat virtual circuit) dari s1 ke s0
frame-relay route 402 interface serial 0 204
no shutdown
!!! Konfigurasi serial 2
interface s2
no ip address
encapsulation frame-relay
clock rate 56000
frame-relay intf-type dce
!!! Petakan (membuat virtual circuit) dari s2 ke s0
frame-relay route 502 interface serial 0 205
no shutdown

Verify dan Troubleshouting

show frame pvc
show frame map
show interface s[0/1]
show frame route

Senin, 23 November 2009

Belajar Linux - Linux Crond Guide

1. Introduction
Every user as well as administrator of the linux system very often needs to execute some programs on regular basis. For example, an administrator may need to monitor a disk usage of a system. In this case a cron scheduler is very handy tool to achieve this. For example, if root needs to execute /usr/local/sbin/backup.sh script every Sunday at 2:36AM he would edit his crontab file as shown on the figure below:

# crontab -e


The format is simple, 6 fields separated with spaces or tabs. The rest of the line is the command, and it's parameters to be executed. The sixth field - user name (in blue) is used only in the system wide cron scheduler.















2. Cron job examples
Crontab Example 1: This crontab example runs updatedb command 35 minutes past every hour.

35 * * * * updatedb


Crontab Example 2: This crontab example runs /usr/local/bin/diskusage.sh every 5 minutes (e.g. 0, 5, 10, 15, ...).

*/5 * * * * /usr/local/bin/diskusage.sh


Crontab Example 3: This crontab example runs /usr/local/bin/diskusage.sh at 1:25 AM, 1:50 AM every Tuesday and on 15th of every month.

25,50 1 15 * 2 /usr/local/bin/diskusage.sh


Crontab Example 4: This crontab example runs /usr/local/bin/diskusage.sh at 2:00 PM on 10th of March, June, September and December.

00 14 10 3,6,9,12 * /usr/local/bin/diskusage.sh


Crontab Example 5: This crontab example runs '/usr/local/bin/diskusage.sh user@linuxconfig.sh' at 9.00 PM every Monday, Wednesday, Friday. Note: Using names for the week day and months is extension in some versions of crontab.

00 21 * * Mon,Wed,Fri /usr/local/bin/diskusage.sh user@linuxconfig.sh


Crontab Example 6: This crontab example runs /usr/local/bin/diskusage.sh every 5 minutes during the 5 working days (Monday - Friday), every week and month.

*/5 * * * 1-5 /usr/local/bin/diskusage.sh


Crontab Example 7: This crontab example runs /usr/local/bin/diskusage.sh every minute during the 4-th hour only in Sunday, every week and month. This is every minute from 0:00 till 0:59, then from 4:00 till 4:59, etc.

* */4 * * sun /usr/local/bin/diskusage.sh


3. System wide cron scheduler
As a Linux administrator you can also use predefined cron directories:

/etc/cron.d /etc/cron.daily /etc/cron.hourly /etc/cron.monthly /etc/cron.weekly


If root wishes to run backup.sh script once a week he will place backup.sh script into /etc/cron.weekly directory.

4. Cron Scheduler on user level
Every user can edit, view or remove his own crontab file. If the root user needs to change someone else's crontab file he must add '-u' option to specify the user name. To edit crontab file for user foobar we can use command:

# crontab -u foobar -e


Remove foobar's crontab file:

# crontab -u foobar -r


To view foobar's crontab content:

# crontab -u foobar -l

Membagi Resah

Ada resah yang ingin kubagi, namun tak kutemukan ruang kosong pada setiap hati yang kutemui. Sementara bebaris kata mengurai menjadi kalimat dalam buncahan rasa tanpa keteraturan gerak. Dan masih di sini sendiri mencari tempat sandaran untuk jiwa yang limbung.

Ada fragmen yang menunjukkan sisi lain tentang kemanusiaan. Ya, sisi manusia biasa yang tetap sedih meski dalam kamuflase senyum merekah. Tak bisa dibohongi, tak bisa dimanipulasi, dan tak bisa dibiarkan.

Kini, rasa yang sering terabaikan itu menuntut perhatian dari sang pemilik hati, yang telah meletakkannya dalam sangkar penghibur diri, dan mengatakan dengan enteng, "Semua akan baik-baik saja, tetap tersenyumlah dan nikmati harimu."

Namun sekali-kali tidak! Untuk saat ini. Karena kini aku harus berpacu dengan waktu. Diiringi resah yang mulai mencapai klimaksnya. Meski masih terpatri dalam keyakinan itu, bahwa Allah yang Maha Penyayang tak kan pernah membuat hambanya mengurusi urusannya sendiri.

Dan pertanyaan pun menggurat di rendah dasar hati, "Allahu Rabbi, apa yang sedang Engkau rencanakan untukku dengan urusan ini?"

Sabtu, 05 September 2009

Seorang Ikhwan Sejati

Seorang remaja pria bertanya pada ibunya:
Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati…
Sang Ibu tersenyum dan menjawab…
Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapidari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya….
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakankebenaran…..
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa …
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumah…
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan…
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu…
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya…
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan…
Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca…….
Setelah itu, ia kembali bertanya…” Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu,Ibu ?”Sang Ibu memberinya buku dan berkata…. “Pelajari tentang dia…” ia pun mengambil buku itu “MUHAMMAD”, judul buku yang tertulis di buku itu…
“Wahai anakku, sekiranya engkau berasa perlu untuk bersahabat dengan seseorang, maka hendaklah engkau memilih orang yang sifatnya seperti berikut:
* Jika engkau berbakti kepadanya, dia akan melindungi kamu;
* Jika engkau rapatkan persahabatan dengannya, dia akan membalas balik persahabatan kamu;
* Jika engkau memerlu pertolongan daripadanya, dia akan membantu kamu;
* Jika engkau menghulurkan sesuatu kebaikan kepadanya, dia akan menerimanya dengan baik;
* Jika dia mendapat sesuatu kebajikan (bantuan) daripada kamu, dia akan menghargai atau menyebut kebaikan kamu;
* Jika dia melihat sesuatu yang tidak baik daripada kamu, dia akan menutupnya;
* Jika engkau meminta bantuan daripadanya, dia akan mengusahakannya;
* Jika engkau berdiam diri (kerana malu hendak meminta), dia akan menayakan kesusahan kamu;
* Jika datang sesuatu bencana menimpa dirimu, dia akan meringankan kesusahan kamu;
* Jika engkau berkata kepadanya, nescaya dia akan membenarkan kamu;
* Jika engkau merancangkan sesuatu, nescaya dia akan membantu kamu;
* Jika kamu berdua berselisih faham, nescaya dia lebih senang mengalah untuk menjaga kepentingan persahabatan.
* Dia membantumu menunaikan tanggungjawab serta melarang melakukan perkara buruk dan maksiat
* Dia mendorongmu mencapai kejayaan didunia dan akhirat.

Jumat, 07 Agustus 2009

TESTIMONI TIDAK PERCAYA DIRI

(Artikel ini sya dapatkan dr sbuah situs jejaring sosial "You Can if You Think You Can" dr membaca artikel ini saya merasa kagum akan arti dr perjuangan hidup)


TESTIMONI TIDAK PERCAYA DIRI

Ini tentang diriku sendiri. Sebenarnya, aku merasa tidak pantas menuliskan ini. Aku bukan siapa-siapa. Tapi, mungkin, siapa tahu dari tulisan ini, ada dari teman yang mendapatkan setitik inspirasi bagi kehidupannya. Namanya juga hidup, tidak ada salahnya kita berbagi.

1// MASA KECIL

Dari kecil, aku orangnya tidak percaya diri. Rumahku sederhana. Di pinggir pantai. Kalau bertemu dengan orang, kadang saya merasa sedih. Saya merasa berada dalam golongan yang biasa-biasa. Rumahku dari papan. Aku inget waktu pertama kali rumah itu dibuat. Pertama kali, tiang-tiang dipancangkan dulu. Setelah itu baru naik satu persatu sampai pemasangan seng. Di bawah rumahku, air pantai. Aku biasa mencari udang di situ, kepiting, atau ikan-ikan kecil. Kalau ingin memancing ikan, aku biasa mencari cacing berwarna merah di bawah rumah. Cacing-cacing itu kukumpulkan dalam kaleng bekas susu. Malam harinya, aku memancing di belakang rumah.

Lahir dari keluarga yang sederhana itu, sebenarnya bukan aib. Tapi itu adalah hikmah yang besar. Tidak semua orang bisa menikmati masa-masa susah. Mungkin di antara orang kota, ada yang saat lahir langsung menikmati indahnya fasilitas. Tapi, bagi kami yang orang desa, perjuangan untuk mencapai cita-cita adalah sesuatu yang harus kita kejar, dimanapun itu berada.

2// MENUJU CITA-CITA

Aku ditawarin oleh orang tuaku. Alhamdulillah, keuangan kami lebih baik waktu itu. Kakakku sebelumnya sudah di Jakarta, sekolah. Awalnya aku merasa ragu. Otakku biasa saja. Tidak terlalu menarik. Tidak terlalu brilian seperti teman-temanku. Aku masih ingat, seorang kawanku bernama Margareta, keturunan Cina. Orangnya pinter. Rumahnya juga di dekat perkantoran. Kulitnya bersih (tapi bukan karena faktor keturunan, memang orangnya bersih dan rapih). Kalau bergaul dengan orang seperti Margareta yang pintar itu, aku kadang merasa risih aja.

Tawaran ke Jakarta itu aku ambil juga. Orang tuaku memang luar biasa. Aku bersyukur mereka telah berjuang keras untuk menyekolahkan anak-anaknya. "Yang penting kita jujur sama orang," demikian nasehat ayah aku yang aku pegang. Dari rumahku, aku berangkat naik kapal Ternate Star. Jarak Tobelo ke Ternate, kurang lebih dua hari. Di kapal aku muntah-muntah. Tapi, semangatku untuk belajar tidak pernah padam. Aku bersyukur punya semangat itu.

3// MOBIL-MOBIL MEWAH

Teman-temanku banyak orang berada. Kalau salah satu indikasi bahwa orang berada adalah mobil, maka aku orang biasa saja. Kadang kalau lihat teman-temanku yang kedatangan orang tuanya di taman, aku merasa sedih sendiri. Aku mikir, "Kapan ya orang tuaku datang?" Teman-temanku biasa dijenguk oleh orang tuanya seminggu sekali. Anak-anak pesantren nyebutnya, "Mudif/Mudip." Namun, aku juga bersyukur punya paman. Pamanku kebetulan orang berada. Kalau beliau mampir ke pondok, kadang aku dibawanya jalan-jalan. Ke Plaza Senayan bertemu relasinya. Atau sekedar makan di rumah makan.

Kadang, sama pamanku juga aku merasa tidak enak. Kalau pulang dari pondok, aku biasa ke rumahnya. Namanya kita menumpang, walau gimana kita tetap harus tahu diri. Aku kadang membersihkan rumah, menyapu, atau sesekali bantu-bantu cuci mobil. Di rumah paman, aku biasa tidur di lantai beralaskan koran. Aku tidur sekamar dengan teman yang berasal dari Halmahera juga. Suatu waktu, aku membeli buku Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karangan Hamka. Buku itu aku baca sampai tamat di kamar. Aku merasa, senang sekali bisa mengarungi alam pikiran Hamka dalam novel itu. Keinginan menulis? Waktu itu tidak ada sama sekali. Aku hanya suka baca saja, karena kebetulan banyak majalah dan koran di rumah.

4// NASI AYAM YANG SUNGGUH NIKMAT

Aku dapat sebuah hikmah, "Kalau kita benar-benar ikhlas membantu orang, keberkahan akan segera 2kita dapatkan." Waktu itu aku jadi pengurus organisasi santri bagian penerimaan tamu. Kebetulan, tugasku untuk membersihkan ruangan di lantai satu gedung Nusantara. Ada tamu yang datang. Aku persilahkan masuk. Di dalam ibu dan anaknya itu makan dengan lezatnya. Aku langsung ambil sendiri air minum untuk mereka kemudian pergi. Setelah mereka selesai makan, ternyata aku diberikan juga sebungkus nasi. Bagi seorang santri, kalau dapat makanan yang lauknya ayam, apalagi masakan Padang lagi, pasti senangnya bukan main!

Ternyata, kita hanya perlu berbuat baik saja sama orang lain. Kita berikan pelayanan yang baik. Kalau kita diamanahkan, jalankan amanah itu! Kalau kita dipercaya, jangan nodai kepercayaan tersebut! Ketika aku mendapatkan makanan dari ibu yang bermobil itu, aku senang. Dan, senangnya lagi adalah, aku dapat kartu nama dari suaminya. Ternyata, suaminya adalah seorang direktur dari sebuah perusahaan. Kartu itu sampai kini, aku jaga di rumahku sebagai pengingat bahwa nun di masa lampau, aku pernah punya kenalan yang memberikan kartu nama, dan beliau adalah seorang direktur!

5// BUKAN DI NEGERI SERIBU MENARA

Aku sedih juga, tidak lulus untuk kuliah di al-Azhar. Sejak di pesantren, aku memang ingin sekali belajar di Mesir. Sebagai kampus yang tua dan telah melahirkan banyak ulama, ilmuwan, cendekiawan, kita patut belajar dari sana. Menurut salah seorang kenalanku, alumni Universitas Islam Madinah, waktu di Madinah berdiri kampus, dosen-dosennya rata-rata dari al-Azhar. Olehnya itu, aku kepengen banget ke sana.

Sedih karena tidak diterima di kampus yang aku minati. Temanku bilang, "Di, coba UMPTN aja." Akhirnya, aku coba-coba saja. Kalau mau pilih UI, UGM, atau Unpad rasanya berat karena aku memang tidak terlalu minat pada jurusan umum. Dari sini aku sadar, bahwa kalau kita tidak ada persiapan di sebuah bidang, mending pilih bidang dimana kita punya peluang. Aku pilih Makassar, dan diterima di sebuah kampus yang dikenal dengan nama "Kampus Merah". Sebelumnya, aku diterima di kampus IAIN Ciputat, tapi karena teman-temanku udah banyak di situ, aku pengen cari yang baru ah.

Memutuskan antara IAIN dan Unhas termasuk sulit juga. Temanku bilang, "bego lu, ngapain ke Makassar sana. Lu udah di Jakarta juga." Aku diam aja mendengarkan kata temanku di sebuah tempat duduk depan kampus IAIN (sekarang UIN). Aku mikir, mungkin aku memang bego ya, udah enak di kota besar mau ke timur. Tapi, aku memiliki pemikiran lain. Sebuah pesan dalam surat kelulusan yang ditandatangani oleh Ust. Agus Sugianto kurang lebih berbunyi begini, "Kalau ananda bersungguh-sungguh untuk mencapai impian, insya Allah ananda akan dapatkan itu." Dari situ, aku yakin, dimanapun kita berada, kalau kita serius, insya Allah kita bisa.

6// AGAR KAMU KELIHATAN CERDAS DI KELAS

Teman-temanku pintar-pintar. Kalau berbicara, wih, bahasanya tinggi. Aku kadang merasa rendah aja. Tapi, dari mereka aku belajar berbahasa. Aku mencoba jadi murid yang baik di hadapan teman-teman. Memang seharusnya begitu. Kalau kita sudah merasa pintar, susah. Kita sulit untuk menerima sebuah ilmu. Kata-kata dari Haji Rasul (ayahnya Buya Hamka) ini, menarik. Katanya, sebagai seorang pelajar, kita perlu memposisikan diri kita sebagai orang yang tidak tahu apa-apa. Dengan begitu, semangat belajar kita akan terpacu. Memang benar, kalau kita sudah merasa pintar, pasti kita akan gengsi untuk belajar dari orang lain.

Kata guruku, kita perlu CERMIN di kamar. Maka, aku membeli cermin di Pasar Sentral, Makassar. Di kamar aku belajar berbicara. Tiap hari kalau pulang kampus, aku berbicara di cermin. Dari situ juga aku bisa tahu aku itu kayak gimana kalau berbicara. Kita tidak perlu malu untuk belajar. Kalau tiap hari kita biasakan, insya Allah apa yang kita inginkan bisa juga dicapai. Aku teringat waktu ikutan Bimbel yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta. Waktu itu aku sempat berkomentar tentang sebuah masalah. Karena komentarku kesannya menyakinkan, akhirnya teman-teman (banyak cewek sih) pada setuju juga. Mungkin, mereka tidak lihat apakah bener atau tidak isi ucapannya, tapi karena melihat kita yakin maka mereka percaya saja (apalagi kaum hawa).

7// MENIKAH WAKTU KULIAH

Aku normal, maka aku menikah. Sejak umur 17, emang aku udah ingin menikah. Ya, bukan apa-apa, kan ujung-ujungnya, sampai apapun karir kita, tetap kita perlu menikah. Selain itu, menikah juga sunnah nabi. Aku menikah saat masih diamanahkan sebagai koordinator kecamatan pada KKN Antara (Semester Pendek) di Kabupaten Bajeng, Gowa. Setelah menikah, aku merasakan bahwa Allah maha pemberi rezeki, dan kekhawatiran orang-orang yang berkata "mau kasi makan apa istriku", terbantahkan. Aku kadang mikir juga, kenapa lelaki-lelaki pada mikir masalah "kasi makan" itu. Padahal, rizki itu kan sudah ada di sisi Allah, tinggal kita mencarinya. Walau aku pas-pasan, aku beranikan diri juga.

Di tahun-tahun pertama, aku sempat jadi loper koran. Bangun subuh (itu untungnya kalau kita rajin sholat subuh, cepat bangunnya), aku antar koran, ke kampus Unhas naik sepeda, sampai ke perumahan dosen Unhas. Suatu waktu, aku juga pernah jual-jual pulpen dan sejenisnya. Dan, pernah waktu uangku tinggal 50rb, aku ke Panakkukang beli satu bungkus Pop-Mie. Aku minta diantar sama teman ke pelabuhan. Naik di atas kapal saat transit, aku teriak, "Popmieee Popmiee...." hehehe. Kalau kenang ini, aku jadi lucu sendiri: kenapa bisa mau jualan di atas kapal. Dan, ternyata laku juga jualanku. Ada yang beli lebih dari satu. Aku pake kaos yang agak lusuh, pake topi (maunya biar gak dikenali, kadang malu juga sih masak mahasiswa Unhas jualan popmie). Ternyata pembeli itu mengenaliku juga. Dia orang satu kampungku di Halmahera sana. Jadi gak enak juga. Walau hanya satu kali jualan Popmie, tapi aku menikmatinya juga (termasuk belajar bagaimana caranya bisa naik ke kapal saat banyak penumpang turun naik, dan lewat dari pemeriksaan aparat kapal).

Ini pelajaran berharga banget. Ternyata, kalau kita mau usaha, pasti kita bisa. Seorang temanku sering mengutip kata-kata ini, "You Can if You Think You Can". Kamu bisa, kalau kamu pikir bahwa kamu bisa. Mantabbb!! :)

Selasa, 04 Agustus 2009

Semua Rahasia Nya

Saat aku minta pd Allah setangkai bunga segar, Dia beri aku kaktus berduri.
Aku minta pd Allah hewan mungil nan cantik, Dia beri aku ulat berbulu.
Aku sempet sedih, kecewa & protes betapa tdk adilnya Allah.
Namun kemudian,,
Kaktus itu berbunga indah sekali,
ulatpun tumbuh dan berubah menjd kupu2 yg tramat cantik,
Itulah rahasia Allah, indah pd waktunya,
Allah tdk memberi apa yg qt harpkan,
tp Allah memberi apa yg qt butuhkan.

Rabu, 22 Juli 2009

Apakah Dia Jodohku? Seorang Akhwat Yang Ada Dalam Doaku?

inilah goresan pena dari sang ikhwan yang mendambakan akhwat sholehah, yang bisa bersama untuk mencintai Mu Ya Robbi dan mencintai Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam.

Yaa……Rabbi……..
Aku berdoa untuk seorang akhwat yang akan menjadi bagian dari hidupku
Seseorang yang sangat mencintaiMu lebih dari segala sesuatu
Seorang yang akan meletakkanku pada posisi di hatinya setelah Engkau dan Muhammad shallahu’alaihiwasalam
Seseorang yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk-Mu dan orang lain

Wajah, fisik, status atau harta tidaklah penting
Yang terpenting adalah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau
Dan berusaha menjadikan sifat-sifat baikMu ada pada pribadinya
Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup
Sehingga hidupnya tidak sia-sia

Seseorang yang memiliki hati yang bijak, tidak hanya otak yang cerdas
Seseorang yang tidak hanya mencintaiku, tapi juga menghormatiku
Seorang yang tidak hanya memujaku, tetapi juga dapat menasehatiku
Seseorang yang mencintaiku bukan karena fisikku, hartaku atau statusku tapi karena Engkau

Seorang yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi
Seseorang yang membuatku merasa sebagai lelaki shalehah ketika aku berada di sisinya
Seseorang yang bisa menjadi asisten sang nahkoda kapal
Seseorang yang bisa menjadi penuntun kenakalan balita yang nakal
Seseorang yang bisa menjadi penawar bisa
Seseorang yang sabar mengingatkan saat diriku lancang

Ya..Rabbi……
Aku tak meminta seseorang yang sempurna
Hingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMu
Seseorang yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
Seorang yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya lebih hidup

Aku tidak mengharap dia semulia Fatimah Radhiyallahuanha, tidak setaqwa Aisyah Radhiyallahuanha ,Pun tidak secantik Zainab Radhiyallahuanha, apalagi sekaya Khodijah Radhiyallahuanha.
Aku hanya mengharap seorang akhwat akhir zaman,
Yang punya cita-cita mengikuti jejak mereka,
Membangun keturunan yang sholeh,
Membangun peradaban,
dan membuat Rasulullah shallahu’alaihiwasalam bangga di akhirat

Karena aku sadar aku bukanlah
orang yang semulia abu baker Radhiyallahu,
Atau setaqwa umar Radhiyallahu, pun setabah Ustman Radhiyallahu,
Ataupun sekaya Abdurrahman bin auf Radhiyallahu, setegar zaid Radhiyallahu
Juga segagah Ali Radhiyallahu, apalagi setampan usamah Radhiyallahu.
Aku hanyalah seorang lelaki akhir zaman
yang punya cita – cinta

Ya…..Rabbii …….
Aku juga meminta, Jadikanlah ia sandaran bagiku
Buatlah aku menjadi ikhwan yang dapat membuatnya bangga
Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sepenuh jiwaku

Berikanlah sifat yang lembut, sehingga auraku datang dariMu

Berikanlah aku tangan sehingga aku mampu berdoa untuknya
Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak kebaikan dalam dirinya
Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,
Mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat

kokohnya benteng tidak bisa dibangun dalam semalam, namun bisa hancur dalam sedetik
Kota Baghdad tak dibangun dalam sehari, namun bisa hancur dalam sekejap

Perkawinan tak dirajut dalam pertimbangan sesaat, namun bisa saja terberai dalam sesaat
Pernikahan, bukanlah akhir dari sebuah perjalanan
Tapi awal sebuah langkah
Karenanya, jadikanlah kelak pernikahan kami sebagai titian
Untuk belajar kesabaran & ridho-Mu, ya Rabbi

Dan bilamana akhirnya kami berdua bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan:
” Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yang
dapat membuat hidupku menjadi sempurna”.

Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat
Dan Engkau akan membuat segalanya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan….

Astaghfirullah, Wallahu’alam bisshowab

Dari ikhwan yang membutuhkan ampunan Allah azzawajalla, dan mengharapkan doaku dikabulkanNYA untuk mendapatkan istri yang sholehah dan hanya dialah yang ada dalam doaku.
semoga ini bermanfaat untuk ikhwan yang lainnya...^_^ amin.

Kisah Cinta Ali bin Abi Tholib dan Fatimah az-Zahra

In The Name Of Allah, Most Gracious, Most Merciful..

Ali Bin Abi talib waktu itu ingin melamar Fatimah, putri nabi Muhammad SAW. Tapi karena dia tidak punya uang untuk membeli mahar, maka ia membatalkan niat itu. Ali segera berhijrah untuk bekerja dan mengumpulkan uang. Pada saat Ali sedang bekerja keras, ia mendengar kabar kalau Abu Bakar ternyata melamar Fatimah. Wah, gimana coba perasaan Ali, wanita yang sudah dia incer dilamar oleh seseorang yang ilmu agama nya lebih hebat dari dia. Kata Ali “Yaah, sudah keduluan, hiks..Sad”. Tapi Ali tetap bekerja dengan giat.

Lalu setelah beberapa lama Ali mendengar kabar kalau lamaran Abu Bakar kepada Fatimah ditolak. Ali kaget dan sedikit bergembira tentunya, hehee, kata Ali “waah, saya masih punya kesempatan nih, cihuy..”. Setelah mendengar kabar itu, Ali bekerja lebih giat lagi agar cepat mengumpulkan uang dan segera melamar Fatimah. Tapi tak lama setelah itu, Ali mendengar kabar kalo Umar Bin Khotob melamar Fatimah. Wah, sekali lagi Ali keduluan orang lain, gimana coba perasaanya? Langsung ciut.. Tapi ga berapa lama Ali mendengar kalau lamaran Umar bin Khotob ditolak. Wahaha, betapa senangnya Ali, mendengar kabar itu.

Tapi tak lama kesenangan itu kembali pudar Karena terdengar kabar lagi, ternyata Usman bin Affan melamar Fatimah. Huff, ini sudah yang ketiga kalinya, kata Ali “mungkin kali ini diterima. Coba Usman ga melamar Fatimah secepat ini, InsyaAllah ga lama lagi saya akan melamar Fatimah, tapi yasudahlah, apa mau dikata, dikata mau apa? Apa dikata mau?Surrender sudah keduluan,..”
Dan sekali lagi, ga berapa lama dari itu, kabar ditolaknya lamaran Usman bin Affan pun terdengar lagi, Wahaha, betapa bahagianya Ali. Semangat Ali untuk melamar Fatimah pun berkobar lagi, dan semangat itu didukung oleh teman2 Ali. Kata teman nya “Ayo Ali, lamar Fatimah sekarang, tunggu apa lagi?? kamu kan sudah bekerja keras selama ini, kamu juga sudah mengumpulkan harta dan cukup untuk membeli mahar. Ayooo, tunggu apa lagi??? Tunggu yang ke4 kalinya??? Ayo cepeeett!!!”

Dengan segera Ali memeberanikan diri untuk menghadap ke Nabi Muhammad dengan tujuan melamar Fatimah, dan kalian tau??? LAMARAN DITERIMA!!!


Oya, tambahan : ternyata memang dari dulu Fatimah sudah mempunyai perasaan dengan Ali dan menunggu Ali untuk melamarnya. Begitu juga dengan Ali, dari dulu dia juga sudah mempunyai perasaan dengan Fatimah,. Tapi mereka berdua sabar menyembunyikan perasaan itu sampai saat nya tiba, sampai saatnya ijab Kabul disahkan (jieeee). Wah..wah.. mereka hebat yaaa (harus kita contoh, teman-teman). Walaupun Ali sudah merasakan kekecewaan 3 kali keduluan orang lain, akhirnya kekecewaan itu terbayar juga.

Yup, sekali lagi, kata-kata ini pasti akan muncul dalam benak anda >>> “Jodoh memang tidak kemana”
Naah, dari cerita itu, lebih memperjelas lagi kan bahwa “Cinta itu, mengambil kesempatan , atau mempersilakan yang lain”

Kamis, 09 Juli 2009

WANITA YANG SHOLEHA HANYA UNTUK LAKI LAKI YANG SHOLEH



“Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik,dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik pula,wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji,laki-laki yang keji untuk wanita yang keji pula...” Allah telah berfirman dengan jelas dalam An-Nur 26 seperti ini.Itu berarti formula untuk mendapatkan pasangan hidup telah pula ditegaskan.Dulu..saya berpikir lantas apakah wanita yang tidak baik tidak berhak mendapat laki-laki yang baik? atau sebaliknya?.. Firman Allah memang tidak bisa ditelan mentah-mentah,tetapi jika kita renungkan kembali,semua yang difirmankan Allah adalah benar adanya dan pasti bermanfaat untuk kebaikan manusia.

Banyak sekali laki-laki berkata:”aku ingin mendapat istri yang sholehah” akan tetapi ia sendiri tidak melihat dirinya masih berperilaku layaknya playboy,gonta-ganti pacar,pegang-pegang wanita yang bukan muhrimnya,cipika-cipiki sana sini,sholat sering ditinggalkan,mendengar adzan diabaikan. Lantas bagaimana ia akan mendapat wanita yang sholehah sedang dirinya sendiri tidak sholeh?

Demikian pula wanita berharap:”aku ingin mendapat suami yang sholeh” akan tetapi ia masih mengenakan rok mini di atas lutut,atasan tank top,aurat terbuka kemana-mana,gampang sekali digandeng oleh laki-laki walaupun dengan alasan klise hanya sebagai teman. Lisannya berkata:”aku punya harga diri” tapi dimana?.. Bagaimana akan ada laki-laki yang sholeh mau memilihnya menjadi istrinya? sementara setiap saat ia terlihat bergantian laki-laki yang bersamanya. Apakah ada laki-laki sholeh yang mau memiliki istri seperti ini?

Ketika seorang laki-laki yang sholeh memilih seorang istri,tentunya ia berharap bahwa istrinya akan menutup aurat,menurut perintah suami, membatasi pergaulan tidak terlalu bebas pergi-pergi dengan laki-laki lain,bisa menerima penghasilan suami dengan ikhlas,melahirkan dan menyusui anak-anaknya,merawat dan mendidik anak-anaknya,memasak untuk suami,dll seabrek tugas wanita di rumah. Akan tetapi jika si wanita takut bodinya berubah karena melahirkan,takut tangannya kasar karena memasak,takut tidak bebas jalan bersama kawan-kawan lakinya.Maka wanita ini belum bisa mendapat suami yang sholeh,karena sebenarnya dirinya sendiri belum siap menjadi sholehah.

Jika hal seperti ini dipaksakan,misal salah satu pihak belum siap dengan konsekwensi menjadi istri yang sholehah/suami yang sholeh,maka ujung-ujungnya adalah perceraian,nautzubillah.Karena itu perbaiki dulu diri kita,jika telah sepadan..( dalam arti usaha untuk menjadi wanita yang sholehah atau laki-laki yang sholeh) maka insyaAllah Allah tidak akan tinggal diam.
Dia Maha Melihat, Dia Tidak Tidur,Dia Maha Penerima Taubat,yang mengetahui usaha hambanya untuk menjadi lebih baik,memperbaiki diri.

Islam adalah agama yang indah,mengatur segala sesuatu untuk kemaslahatan manusia.Jika ini diterapkan akan terwujud kebahagian yang dijanjikan Allah.Tapi sayang banyak orang islam yang tidak memahami,atau mungkin faham tapi mencoba menutup mata karena lebih memperturutkan kemajuan zaman dan nafsu diri.

Biqudrotika ya Ghoffurur Rahim..
Engkau telah tentukan petunjuk untuk kebahagian kami
Ampunilah jika diri kami masih lebih condong kepada nafs
Berilah kami syafaatmu dan kemudahan mengendalikan diri agar kami bisa termasuk laki-laki yang sholeh/wanita yang sholehah.
Amin..

Senin, 06 Juli 2009

Install Ntop di ubuntu 9 alternatif traffic monitoring software

NTOP adalah salah satu program network monitoring selain mrtg,cacti atau nagios.
aplikasi ini dpt kita gunakan untuk memonitoring status atau traffic pada beberapa protokol sperti UDP, TCP, DNS, HTTP dan protokol yg lain.
Saat ini saya akan mencoba menginstallnya pada ubuntu 9.
  • Masuk mode root sudo
heri@heri-desktop:~$ sudo -s
[sudo] password for heri: **********
root@heri-desktop:~#
  • Install packet ntop
root@heri-desktop:~# apt-get install ntop
Reading package lists... Done
Building dependency tree
Reading state information... Done
The following extra packages will be installed:
librrd4
Suggested packages:
graphviz
The following NEW packages will be installed:
librrd4 ntop
0 upgraded, 2 newly installed, 0 to remove and 172 not upgraded.
Need to get 2902kB of archives.
After this operation, 11.6MB of additional disk space will be used.
Do you want to continue [Y/n]? y
Get:1 http://dl2.foss-id.web.id jaunty/main librrd4 1.3.1-4ubuntu1 [241kB]
Get:2 http://dl2.foss-id.web.id jaunty/universe ntop 3:3.3-11ubuntu1 [2661kB]
Fetched 2902kB in 1min 11s (40.4kB/s)
Preconfiguring packages ...
Selecting previously deselected package librrd4.
(Reading database ... 106179 files and directories currently installed.)
Unpacking librrd4 (from .../librrd4_1.3.1-4ubuntu1_i386.deb) ...
Selecting previously deselected package ntop.
Unpacking ntop (from .../ntop_3%3a3.3-11ubuntu1_i386.deb) ...
Processing triggers for man-db ...
Setting up librrd4 (1.3.1-4ubuntu1) ...

Setting up ntop (3:3.3-11ubuntu1) ...
Adding system user: ntop.
Warning: The home dir /var/lib/ntop you specified already exists.
Adding system user `ntop' (UID 113) ...
Adding new group `ntop' (GID 125) ...
Adding new user `ntop' (UID 113) with group `ntop' ...
The home directory `/var/lib/ntop' already exists. Not copying from `/etc/skel'.
adduser: Warning: The home directory `/var/lib/ntop' does not belong to the user you are currently creating.
Starting network top daemon: Mon Jul 6 11:54:01 2009 NOTE: Interface merge enabled by default
Mon Jul 6 11:54:01 2009 Initializing gdbm databases
ntop

Processing triggers for libc6 ...
ldconfig deferred processing now taking place
  • Ketikan perintah dibawah ini,kemudian lakukan pngesetan password
root@heri-desktop:~# /usr/sbin/ntop -A
Mon Jul 6 11:54:40 2009 NOTE: Interface merge enabled by default
Mon Jul 6 11:54:40 2009 Initializing gdbm databases
ntop startup - waiting for user response!
Please enter the password for the admin user: **********
Please enter the password again: **********
Mon Jul 6 11:54:47 2009 Admin user password has been set
  • Restart service pada ntop
root@heri-desktop:~# /etc/init.d/ntop restart
Stopping network top daemon: No ntop found running; none killed.
ntop
Starting network top daemon: Mon Jul 6 11:55:07 2009 NOTE: Interface merge enabled by default
Mon Jul 6 11:55:07 2009 Initializing gdbm databases
ntop
  • periksa apakah aplikasi ntop sudah berjalan, secaradefault ntop menggunakan port 3000
root@heri-desktop:~# netstat -tulpn | grep :3000
tcp 0 0 0.0.0.0:3000 0.0.0.0:* LISTEN 4054/ntop


  • untuk memonitoringnya buka browser dan masukan url

http://localhost:3000 atau http://ipcomputer:3000

sample local network traffic



















network load statistic

Jumat, 12 Juni 2009

Cinta Karena Allah



“Cintailah Allah karena nikmat yang dianugerahkan kepada kalian, cintailah aku karena cinta kalian kepada-Nya”. (HR. Tirmidzi dan Al-Hakim)

Alkisah pemuda pemuda sufi jatuh cinta pada seorang gadis. Cintanya pun berbalas. Namun malang, gadis itu dijodohkan orang tuanya dengan laki-laki lain. Karena dorongan cinta, gadis itu mencari siasat,”Aku datang padamu, atau kuatur cara supaya kamu bisa menyelinap ke rumahku”, begitu penjelasannya. “Tidak! Aku menolak kedua pilhan itu. Aku takut pada neraka yang nyalanya tak pernah padam!” itu jawaban sang pemuda sekaligus membuat sang gadis terhenyak.

Pemuda itu memenangkan iman atas syahwatnya dengan kekuatan cinta. “Jadi dia masih takut pada Allah?”, gumam sang gadis. Seketika ia tersadar, dan tiba-tiba dunia terasa kerdil di hadapannya. Ia pun bertaubat dan kemudian mewakafkan diri untuk beribadah. Tapi cintanya pada sang pemuda tidak mati. Cintanya berubah menjadi rindu yang berkelana dalam jiwa dan do’a-do’anya. Tubuhnya luluh latak didera rindu, dan akhirnya ia meninggal.

Sang pemuda terhentak. Itu mimpi buruk. Gadisnya telah pergi membawa semua cintanya. Maka kuburan sang gadislah tempat ia mencurahkan rindu dan do’a-do’anya. Sampai suatu saat ia tertidur di atas pusara sang gadis. Tiba-tiba sang gadis hadir dalam tidurnya, cantik, sangat cantik. “Apa kabar? Bagaimana keadaanmu setelah kepergianku”, tanya sang gadis. “Baik-baik saja. Kamu sendiri di sana bagaimana,”jawabnya sembari balik bertanya. “Aku di sini, di surga abadi, dalam nikmat hidup tanpa akhir.” Jawab sang gadis. “Do’akan aku, jangan pernah lupa padaku. Aku selalu ingat padamu. Kapan aku bisa bertemu denganmu”, tanya pemuda lagi. “Aku tidak pernah lupa padamu. Aku selalu berdo’a agar Allah menyatukan kita di surga, teruslah ibadah. Sebentar lagi engkau akan menyusulku,” jawab sang gadis.
Hanya tujuh malam setelah mimpi itu, sang pemuda pun menemui ajalnya. Atas nama cinta, ia memenangkan Allah atas dirinya sendiri, atas nama cinta pula Allah akan mempertemukan mereka. Cinta karena Allah, untuk Allah, bertemu dan berpisah karena Allah, mengantarkan pemiliknya pada kebahagiaan yang mendalam.
Tidak ada cinta yang mati disini. Semuanya bermuara pada Zat yang Maha Hidup dan Menghidupkan. Cinta di atas cinta, dan adakah yang lebih mulia cintanya dari suatu Zat yang begitu mencintai kita, yang tak pernah meninggalkan kita di saat kita galau dan bimbang. Cinta, semuanya atas nama cinta, cinta mampu mengangkat manusia menduduki posisi paling agung, ketika sang manusia mampu menempatkannya pada posisi terhormat di relung hatinya.
Cinta pada Yang Maha Mulia akan membuat seseorang jadi mulia, karena jiwanya terisi nuansa kemuliaan cinta yang ujungnya adalah menjayakan Allah dalam segala hal. Jiwanya tidak akan resah kalo-kalo cintanya ditolak. Cinta yang berlandaskan keyakinan pada Allah yang Maha Sempurna akan membuat dirinya tidak takut akan kenyataan. Apalah arti kehilangan harta, sanak famili, bahkan orang yang “dicintai”, jika cinta dan rindunya selalu terpaut pada perjumpaan dengan Sang Maha Kekasih.

Sudah semestinya cinta kepada Allah diletakkan di atas segala-galanya. Karena Dialah yang menciptakan cinta dan hati tempat cinta itu bersemayam. Cinta kepada Allah akan mewariskan kecintaan para hamba-Nya. Sebaliknya, cinta yang bukan karena-Nya hanya akan mengundang murka-Nya dan murka makhluk-Nya. Beruntunglah orang yang hanya mencintai Allah saja dalam hatinya, dan mencintai makhluk hanya sekedar mencintai karena-Nya.

Semestinya kita mencintai seseorang karena imannya, dan membenci seseorang karena maksiatnya. Tak selayaknya kepentingan duniawi mengubah arah cinta kita.

Semoga Allah menganugerahkan kepada kita cinta yang hakiki dan abadi hingga ke akhirat sana. Amin.

Kamis, 11 Juni 2009

Repository Ubuntu 9.04

Bagi yang sudah melakukan Upgrade ke Ubuntu 9.04 Jaunty Jackalope ini ada list Repository Ubuntu 9.04 untuk mengupdate package-package terbaru.

Untuk mengganti atau membuat source list di Ubuntu tinggal ketikkan sudo gedit /etc/apt/sources.list

dan pilih server terdekat dengan koneksi anda.

kambing.ui.edu (UI, Telkom, Indosat, OpenIXP, INHERENT)

# deb http://kambing.ui.edu/ubuntu jaunty main restricted universe multiverse
# deb http://kambing.ui.edu/ubuntu jaunty-updates main restricted universe multiverse
# deb http://kambing.ui.edu/ubuntu jaunty-security main restricted universe multiverse
# deb http://kambing.ui.edu/ubuntu jaunty-backports main restricted universe multiverse
# deb http://kambing.ui.edu/ubuntu jaunty-proposed main restricted universe multiverse

www.foss-id.web.id (Telkom)

# deb http://dl2.foss-id.web.id/ubuntu jaunty main restricted universe multiverse
# deb http://dl2.foss-id.web.id/ubuntu jaunty-updates main restricted universe multiverse
# deb http://dl2.foss-id.web.id/ubuntu jaunty-security main restricted universe multiverse
# deb http://dl2.foss-id.web.id/ubuntu jaunty-backports main restricted universe multiverse
# deb http://dl2.foss-id.web.id/ubuntu jaunty-proposed main restricted universe multiverse

mirror.cbn.net.id (OpenIXP)

1. deb http://ubuntu.cbn.net.id/Ubuntu jaunty main restricted universe multiverse
2. deb http://ubuntu.cbn.net.id/Ubuntu jaunty-updates main restricted universe multiverse
3. deb http://ubuntu.cbn.net.id/Ubuntu jaunty-security main restricted universe multiverse
4. deb http://ubuntu.cbn.net.id/Ubuntu jaunty-backports main restricted universe multiverse
5. deb http://ubuntu.cbn.net.id/Ubuntu jaunty-proposed main restricted universe multiverse

ftp.itb.ac.id (ITB, INHERENT)

# deb ftp://ftp.itb.ac.id/pub/ubuntu jaunty main restricted universe multiverse
# deb ftp://ftp.itb.ac.id/pub/ubuntu jaunty-updates main restricted universe multiverse
# deb ftp://ftp.itb.ac.id/pub/ubuntu jaunty-security main restricted universe multiverse
# deb ftp://ftp.itb.ac.id/pub/ubuntu jaunty-backports main restricted universe multiverse
# deb ftp://ftp.itb.ac.id/pub/ubuntu jaunty-proposed main restricted universe multiverse

komo.vlsm.org

1. deb http://komo.vlsm.org/ubuntu jaunty main restricted universe multiverse
2. deb http://komo.vlsm.org/ubuntu jaunty-updates main restricted universe multiverse
3. deb http://komo.vlsm.org/ubuntu jaunty-security main restricted universe multiverse
4. deb http://komo.vlsm.org/ubuntu jaunty-backports main restricted universe multiverse
5. deb http://komo.vlsm.org/ubuntu jaunty-proposed main restricted universe multiverse

Jumat, 05 Juni 2009

Chatting Facebook Via Pidgin, mau ?

Pidgin adalah aplikasi chat yg sangat flexible yg berjalan di berbagai sistem operasi baik linux atau windows
Fitur yang menarik dari pidgin ini adalah kemampuannya menangani multi account. artinya dia bukan hanya bisa menangani chatting via YM tapi juga melalui jaringan MSN, Google Talk, ICQ, AIM, IRC, Gadu-gadu, MySpace Chat,dll. fitur ini tentunya tidak dimiliki oleh Yahoo messenger. namun ada satu account yang saya rasa cukup penting bagi saya karena cukup sering menggunakannya namun tidak tersedia di pidgin yaitu Facebook chat. layanan chatting dari facebook ini memang secara resmi hanya tersedia di websitenya yaitu ketika kita login ke situs facebook dan fasilitas ini dapat ditemukan di bagian bawah halaman facebook. saya sempat terpikir wah kalau di pidgin bisa buka chatting facebook asik kali ya?
ternyata sekarang dah bisa wah senangnya .

bagi yang mau coba saya akan tulis sedikit caranya.

>> pertama bagi yg belum punya aplikasi pidgin dapat di unduh di sini http://www.pidgin.im/download/ pilih sesuai sistem operasi yg dipakai saya sudah coba baik itu di linux dan windows.

>> kedua tambahkan plugin untuk facebook nya.
untuk linux base debian ,ubuntu http://pidgin-facebookchat.googlecode.com/files/pidgin-facebookchat-1.50.deb
untuk windows http://pidgin-facebookchat.googlecode.com/files/pidgin-facebookchat-1.50.exe
untuk distro linux yg lainnya http://pidgin-facebookchat.googlecode.com/files/pidgin-facebookchat-1.50.tar.bz2

>> apabila semua terlah terinstal tinggal jalan kan saja aplikasinya dan tambahkan account facebooknya ,selamat mencoba



Rabu, 27 Mei 2009

BurnCD dan DVD dengan shell script

Dilinux saya sering memburn cd atau dvd dengan aplikasi sperti k3b atau nerolinux ,tp ada cara lain loh yang bisa dilakukan dengan menggunakan shell script. Disini saya menggunakan dvdrw sebagai medianya.

Script ini saya buat menjadi 2 file ,pertama burncd.sh (untuk memburning cd) dan burnDVD.sh ( untuk memburning dvd), selamat mencoba (gunakan editor vi,nano atau pico untuk membuat script tersebut )


[root@heri sbin]# vi burncd.sh
#!/bin/sh

SOURCE=$1

if [ -n `cdrecord -dev=ATA -scanbus | grep "DVDRW SHM-165P6S" | awk '{ print $1 }'` ]; then
DEVICE=`cdrecord -silent -dev=ATA -scanbus | grep "DVDRW SHM-165P6S" | awk '{ print $1 }'`
echo "burning with device LiteOn DVDRW SHM-165P6S"
/usr/bin/cdrecord -v -eject driveropts=burnfree speed=24 dev=ATA:$DEVICE $1
else
echo "Liteon DVDRW SHM-165P6S not found, cannot continue burning cd"
fi



[root@heri sbin]#vi burnDVD.sh
#!/bin/sh

SOURCE=$1

if [ -n `cdrecord -dev=ATA -scanbus | grep "DVDRW SHM-165P6S" | awk '{ print $1 }'` ]; then
DEVICE=`cdrecord -silent -dev=ATA -scanbus | grep "DVDRW SHM-165P6S" | awk '{ print $1 }'`
echo "burning with device LiteOn DVDRW SHM-165P6S"
/usr/bin/cdrecord -v -sao -eject driveropts=burnfree speed=24 dev=ATA:$DEVICE $1
else
echo "Liteon DVDRW SHM-165P6S not found, cannot continue burning cd"
fi

Definisi Cinta

“Menurutku,
cinta adalah kekuatan
yang mampu

mengubah duri jadi mawar,
mengubah cuka menjadi anggur,
mengubah malang menjadi untung,
mengubah sedih jadi riang,
mengubah setan jadi nabi,
mengubah ibis jadi malaikat,
mengubah sakit jadi sehat,
mengubah kikir jadi dermawan,
mengubah kandang jadi taman,
mengubah penjara jadi istana
mengubah amarah menjadi ramah
mengubah musibah jadi muhibah
itulah cinta”
(di kutip dari novel Ketika Cinta Bertasbih II)

Sabtu, 23 Mei 2009

SSH tanpa password dengan RSA/DSA


Mereset password linux di Ubuntu 8

Pertama masuk ke boot menu linux atau grub, jika belum terlihat tekan tombol esc,maka akan terlihat tampilan seperti ini :
Untuk melakukan pengeditan grub menu tekan tombol "e" di grub menu linux seperti ini :
Tekan tombol "e" untuk mengedit dan menghapus
quiet splash
lalu tambahkan

init=/bin/bash

Kamu mungkin akan menjumpai beberapa boot option yang berbeda ,tp yg terpenting hanya menambahkan perintah init=/bin/bash dalam boot option
lalu tekan enter

Nah sekarang kita sudah mengedit boot menu ,dan siap untuk booting, Tekan tombol "b" untuk booting dan melakukan mount di partisi / dan /proc
Setelah berhasil melakukan booting akan muncul tampilan sperti ini :

lakukan mount pada system linux pada partisi / dan /proc, gunakan perintah dibawah ini :

mount -o remount,rw /
mount -o remount,rw /proc

untuk mereset root passwd ketikan perintah

passwd

Setelah password root terganti reboot system tapi sebelumnya jalankan perintah sync

sync

Bravo.. password root anda telah terganti selamat mencoba

Selasa, 19 Mei 2009

Aku Mencintaimu

Dulu, seorang sahabat saya beberapa kali mengungkapkan via SMS, I love you.” Dan saya membalasnya, “I love you too because of Allah.”

Adakah yang salah dari dialog di atas?

Mungkin sebagian kita akan menganggapnya sebagai suatu hal yang tabu. Apalagi hal itu terjadi di antara dua orang berlainan jenis, bukan muhrim dan bukan pula sepasang suami istri. Sangat riskan untuk menafsirkan lebih jauh tentang hubungan apa yang sesungguhnya telah terjalin di antara keduanya.

Sepenuhnya saya setuju.

Namun, sejujurnya saya pun salut dengan apa yang pernah diungkapkan itu. Ia telah berkata jujur pada orang yang dicintainya. Tidak berpura-pura. Tidak menutupi apa yang ia rasakan. Dan orang yang dicintainya pun mengetahui perasaannya.

Jadi, salahkah jika saya masih mempertanyakannya?

Suatu ketika, seseorang berada di samping Rasulullah SAW. Lalu seorang sahabat lewat di hadapan mereka. Orang yang berada di samping Rasulullah SAW itu tiba-tiba berkata, “Ya Rasulullah, aku mencintai dia.”

“Apakah engkau telah memberitahukan kepadanya,” tanya Nabi.

“Belum,” jawab orang itu.

“Beritahukanlah kepadanya,” timpal Nabi.

Kemudian orang itu segera berkata kepada sahabatnya, “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.”

Dengan serta merta orang itu menjawab, “Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karenaNya.”

***

Cinta adalah anugerah terindah yang diwariskan pada diri setiap insan. Tak pernah ada yang salah dengan kehadirannya di tengah-tengah kita. Hanya saja, kita perlu memaknainya dengan cerdas dan dewasa.

Cinta adalah menghargai. Bukan ruang sempit yang memenjarakan. Terbebas dari nafsu hewani. Terlalu suci untuk dianalogikan dengan aktivitas murahan. Dan tidak selalu identik dengan memiliki.

Cinta adalah cinta.

Sudahkah Anda memiliki cinta yang seperti itu? Jika sudah, apa yang menghalangi Anda untuk mengungkapkannya?

Minggu, 17 Mei 2009

Belajar Berhenti Mengeluh

Tak jarang bibir ini mengucapkan hal-hal yang bersifat keluhan, keputusasaan, bahkan pertanyaan kepada Allah atas apa yang terjadi. Padahal, bila saja mata ini mau terbuka lebih lebar lagi, masih banyak saudara kita yang keadaannya lebih kurang dari yang kita miliki.

Astaghfirullah...

Kadang kita tak berhenti mengeluhkan tentang keadaan. Yang kita pikir, seharusnya kita bisa lebih baik dari ini. Hanya ucapan kekecewaan dan penyesalan yang ada. Memang, kita harus selalu ingin jadi lebih baik. Tapi bersyukur dengan apa yang ada juga sangat penting, karena tanpa rasa syukur itu hidup dijamin tidak akan bisa sambil tersenyum.

Setidaknya, kita pernah merasakan hal tersebut. Bahkan mungkin, pernah mengalami apa yang disebut kekecewaan, penyesalan, keterlambatan dalam mengerjakan suatu hal yang bila kita melakukan hal tersebut mungkin kita akan lebih baik dari sekarang, dan sebagainya.

Seberat apa pun perasaan kecewa yang kita rasakan dalam hidup ini, janganlah pernah mengeluh. Mulai dari sekarang, camkan dalam diri agar kita bisa berhenti mengeluh. Karena sesungguhnya, mengeluh itu sama saja artinya dengan tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Astaghfirullah...

Senin, 11 Mei 2009

Ya RABB, Bolehkah aku mengeluh ?

Aku terjatuh (lagi)
Ini kesekian kalinya aku terjatuh. Sakit rasanya. Bukan tubuhku yang lecet atau luka, tapi batin ini yang merasakan sakit. Terkadang aku benci dengan diriku sendiri, mengapa aku sering sekali terjatuh.

Tak cukupkah aku jatuh satu kali lalu aku belajar untuk tidak jatuh? Tak cukupkah rasa sakit yang aku rasakan ketika aku jatuh pertama kali sehingga kini aku terpaksa merasakan sakit itu lagi?

Terkadang aku merasa bodoh, mengapa aku harus terjatuh lagi?

Padahal aku baru saja mulai bangkit setelah sebelumnya pernah terjatuh. Namun, tak lama kemudian aku terjatuh lagi. Lagi. Lagi. Dan lagi.

Aku capek....

Bolehkah aku mengeluh?

Bolehkah aku mundur?

Terkadang aku ingin seperti burung, tak pernah merasakan jatuh karena kedua sayapnya dapat membawanya terbang tinggi...

..................

..................

..................

Astaghfirullah.... Ampuni hamba Ya RABB...

Tak seharusnya hamba berkata demikian. Aku bisa bangkit. Aku bisa bangun. Aku bisa berubah. Yang harus kupikirkan saat ini adalah bagaimana aku bangkit ketika aku terjatuh. Aku tak boleh pasrah dengan keterpurukan ini. Aku harus berubah menjadi lebih baik...!!!

Karena yang terpenting adalah bukan bagaimana kita siap untuk jatuh, tapi bagaimana kita siap untuk bangkit kembali setelah jatuh. Sehingga suatu saat nanti ketika aku jatuh (lagi) aku tahu bagaimana caranya untuk bangkit.

Cukup tangisan penyesalan itu.. Tak pantas air mata pengecut itu keluar dari kedua mataku. Mataku harus bersinar kembali. Mimpi-mimpi itu ada di depan mataku. Aku tinggal meraihnya dengan tangan ini.

Iya !! Aku pasti bisa. Aku pasti bisa. Aku pasti bisa. Meskipun luka jatuh itu masih berbekas di dalam jiwa ini, biarkan aku simpan sebagai pemicu agar aku bisa lebih baik lagi.

Aku tak boleh takut untuk melangkah lagi. Meskipun kelak aku ditakdirkan untuk terjatuh (lagi), ini akan membuat diriku semakin kuat, kuat, dan kuat.

Ya RABB,kini kupasrahkan hidupku padamu dan kujadikan KAU sebagai tujuan hidupku

Minggu, 10 Mei 2009

Malukah Kita, Jika Ternyata Mereka Bisa?

Adzan dzuhur memang masih sekitar lima belas menit lagi menjelang. Sebuah masjid di salah satu kawasan sarat penduduk di pusat ibu kota itu kini perlahan mulai diisi satu persatu jama'ah yang tinggal di sekitarnya.

Dari kejauhan, seorang bapak tua nampak berjalan dengan langkah tergopoh mendorong sebuah gerobak tua menuju pekarangan masjid. Puluhan bekas minuman gelas mengisi hampir seperempat bak gerobak tersebut. Sesaat kemudian ia memarkir gerobak tuanya di salah satu sudut pekarangan masjid.

Aku masih memperhatikannya ketika ia mengambil sebuah bungkusan dalam kantong hitam yang ia gantung di bagian belakang gerobak tersebut. Kemudian ia membawanya ke arah kamar mandi masjid dan hilang dalam pandangku.

Matahari saat ini, alhamdulillah, sudah agak semakin akrab denganku di ibu kota ini. Laporan cuaca memang menyebutkan bahwa akhir-akhir ini cuaca kota Jakarta sedang agak bersahabat dengan para penduduknya. Tidak begitu panas seperti biasanya.

Adzan dzuhur kini berkumandang, menggema mengisi relung-relung penjuru dunia. Bapak tua tadi kini terlihat kembali, meskipun terus terang telah membuatku sedikit terperangah kaget dengan penampilannya. Tak ada lagi baju kumal yang ia kenakan beberapa saat yang lalu ketika aku melihatnya. Kini, sebuah baju koko berwarna putih, meskipun sudah agak lusuh, melekat di tubuh tuanya, lengkap dengan sebuah kain sarung bercorak kotak-kotak berwarna biru.

Hingga sesaat kemudian, semua itu berlalu ketika kami memenuhi panggilan suci untuk bersama mengagungkan asmaNya, takbir dalam shalat kami.

Usai shalat sunnat ba'da Dzuhur, aku kembali memperhatikan bapak tua itu yang kini duduk bersila di sudut sana. Ia masih terlihat khusyuk dengan kedua tangannya yang kini menengadah di depan dadanya.

Dalam hati, terus terang aku sungguh merasa malu saat itu. Ketika semakin lama semakin aku perhatikan, ia yang dengan kondisi seperti itu ternyata masih bisa mempersiapkan diri lebih baik untuk menghadapkan jiwanya serta mempersembahkan shalat terbaiknya ketika panggilan shalat mulai berkumandang.

"Namun bagaimana dengan kita?" Aku menundukkan kepalaku ketika teringat semuanya. Terkadang, bukankah kita yang ternyata lebih banyak kesempatan untuk bisa mempersiapkan diri dan mempersembahkan ibadah terbaik kepadaNya, justru malah seringkali melalaikannya?

Berbagai alasan seringkali kita pergunakan sebagai sanggahan-sanggahan atas tanya hati kecil kita, ketika ia bertanya mengapa. Pekerjaan yang tanggung ataukah tidak enak menolak ajakan rekan kerja untuk makan siang bareng, telah menjadi salah satu dari sekian banyak alasan yang ada, daripada kita menggunakan waktu untuk bisa melaksanakan shalat kita tepat di awal waktu.

Sungguh, aku merasa ketika Allah mempertemukan aku dengan bapak tua tadi, telah menjadi sebuah pukulan telak yang tidak hanya membuatku malu, namun semoga juga menjadikanku semakin tersadar atas semua hikmah daripadanya.

Aku memandangi sebuah tulisan Arab di dinding masjid sana yang tertulis rapi, dikutip dari penghujung ayat ke 103 surat An-Nisaa, "... Innashalaata kaanat 'alal mu'miniina kitaaban maukuutaa (Sesungguhnya shalat itu kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman)."

Namun, meskipun tulisan itu terpampang jelas di sana, ternyata masih saja kita terkadang lupa dibuatnya. Bahkan yang membuat diri ini sedih, ketika dengan yakinnya sebagian orang dari saudara kita menyanggah bahwa shalat tepat waktu itu tidak berarti melaksanakannya di awal waktu.

Padahal, masihkah berlaku alasan-alasan mereka akan semua hal itu, ketika kita mencoba menanyakan pada hati kecil kita, "Masihkah kita bisa menjamin sampai usia berapa pada saat kita mengakhirkan waktu shalat tersebut?"

Jika memang bapak tua tadi dengan segala aktifitasnya ternyata masih mampu untuk lebih baik mempersiapkan diri dalam beribadah kepadaNya, masihkah ada rasa malu ketika kita mengingatnya?

(Sekedar mengingatkan diriku sendiri yg kadang mengulur waktu sholat ku hanya karna aktifitas dunia)

Sabtu, 09 Mei 2009

Belajar menulis diatas pasir

Ini sebuah kisah tentang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar dan salah seorang menampar temannya.

Orang yang kena tampar merasa sakit hati, tapi dengan tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir: "HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU."

Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya.

Ketika dia siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu: "HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU MENYELAMATKAN NYAWAKU."

Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya "Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir dan sekarang menulisnya di batu?"

Sambil tersenyum temannya menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasa baik terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar takkan pernah bisa hilang tertiup angin."

Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan lupakan masa lalu.

BELAJARLAH MEMAAFKAN SEPERTI MENULIS DI ATAS PASIR ...

Cara ubah tampilan facebook dengan addon firefox

Bosen kan liat tampilan static facebook untuk theme nya yang putih2 doang, ada cara nya nih walaupun kalau dah terinstall theme yg kita pasang hanya bisa dilihat sama yg pasang addon nya juga ,tp lumayan lah :D he.he..he..

pertama download dan install addon untuk browser firefox dilink ini http://www.yontoo.com/install.aspx,Pilih Firefox -> Dkotak b Terms of Service Pilih "accept&continue" -> Install Yontoo Layers for firefox,"Ready" tcentang klik "start Install" -> Klik "Allow" (pojok kanan atas) -> klik "Install now" & "restart Firefox" -> Klik "Countinue" finish deh instal Yontoo Layers
Nah kalo dah terinstall addon nya tinggal load aja deh themenya dari link ini
http://apps.facebook.com/pagerage/ pilih aja sesuai selera ,setelah itu selesai deh
Selamat mencoba.

Senin, 20 April 2009

Sudahlah..!!!

Lagi gak tau mau nulis apa,tp mungkin nih lagu yg sudah mewakili nya



Padi - Sudahlah

Cerita lalu seakan nyata
Larut kita didalam rasa
Mengalir terbawa jangan teruskan
Kita yang pernah mengukir cinta
Berbayang masa saat bersama
Hanyutkan kita coba hentikan

Sudahlah... aku pergi
Sudahlah... aku pergi

Lelahkan jiwa meski berharap
Rasakan lagi cinta kita dulu
Tapi ah... ah... kita terpisahkan

Derasnya sisi religi
Mengasah alur hidup kita
Jangan sesali
Coba kuatkan hati... oh
Aku pergi...

Minggu, 05 April 2009

Logo Kreatif PKS menjelang pemilu 2009

Logo-logo kreatif PKS “Bener-Bener. PKS, Partai Kita Semua

Berikut ini adalah logo-logo kreatif yang dibuat oleh kader-kader PKS. Silahkan dilihat:

Belajar Install IOS Cisco Router

Ketika PC anda terhubung ke port console router dan router sudah “ON”, mungkin anda memperoleh tampilan mode “ROMmon”. Mode tersebut digunakan untuk recovery dan diagnostik. Jika anda menjumpai “prompt” yang tidak semestinya, anda disarankan melakukan prosedur upgrade installation.

Pada ROMmon, cek dengan perintah “dir flash:” seperti dibawah ini:

rommon 1 >dir flash:
device does not contain a valid magic number
dir: cannot open device “flash:”
rommon 2 >

Pesan error ini muncul ketika Flash kosong atau filesystem rusak/corrupt. Anda dapat memasukkan IOS baru ke router pada mode ROMmon dengan perintah :

* xmodem— Jika komputer yang terhubung ke console mempunyai terminal emulator yang mempunyai kemampuan xmodem, seperti HyperTerminal.
* tftpdnld— Jika anda memiliki TFTP-server yang terhubung langsung ke port Ethernet 0.

Menggunakan perintah Xmodem

Xmodem dapat mentransfer data ke router melalui port console. Anda hanya bisa mendownload “files” ke router. Anda tidak bisa menggunakan xmodem untuk mengambil “files” dari router.

Sebagai contoh penggunaan xmodem untuk mendownload Cisco IOS software image ke dalam router Cisco 2620.

1. Jalankan program terminal emulator

Contoh ini menggunakan Windows HyperTerminal dengan konfigurasi 8-N-1 pada kecepatan/speed 9600 bps. Hubungkan serial port PC anda ke port console pada router. Ketika terhubung, anda akan mendapatkan tampilan prompt ROMmon (rommon 1>). Umumnya, jika IOS dan bootflash corrupt, tampilan akan masuk ke mode ROMmon. Jika IOS sebelumnya bermasalah dan tidak masuk ke ROMmon, anda dapat merubah configuration register untuk bisa masuk ke mode ROMmon, dari 0×2102 menjadi 0×0 (perintah show version), dengan cara sebagai berikut :

2620#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
2620(config)#con
2620(config)#conf
2620(config)#config−register 0×0
2620(config)#^Z
2620#
5d03h: %SYS−5−CONFIG_I: Configured from console by console
2620#
2620#reload

System configuration has been modified. Save? [yes/no]: n
Proceed with reload? [confirm]

5d03h: %SYS−5−RELOAD: Reload requested
System Bootstrap, Version 11.3(2)XA4, RELEASE SOFTWARE (fc1)
Copyright (c) 1999 by cisco Systems, Inc.
TAC:Home:SW:IOS:Specials for info
C2600 platform with 65536 Kbytes of main memory

rommon 1 >

2. Setelah masuk ROMmon, ubah “baud rate” console dari 9600 bps menjadi 115200 bps untuk mempercepat download. Gunakan perintah confreg dan ikuti petunjuk pada layar.

rommon 1 >confreg
Configuration Summary
enabled are:
break/abort has effect
console baud: 9600
boot: the ROM Monitor

do you wish to change the configuration? y/n [n]: y
enable “diagnostic mode”? y/n [n]:
enable “use net in IP bcast address”? y/n [n]:
enable “load rom after netboot fails”? y/n [n]:
enable “use all zero broadcast”? y/n [n]:
disable “break/abort has effect”? y/n [n]:
enable “ignore system config info”? y/n [n]:
change console baud rate? y/n [n]: y
enter rate: 0 = 9600, 1 = 4800, 2 = 1200, 3 = 2400
4 = 19200, 5 = 38400, 6 = 57600, 7 = 115200 [0]: 7
change the boot characteristics? y/n [n]:

Configuration Summary
enabled are:
break/abort has effect
console baud: 115200
boot: the ROM Monitor

do you wish to change the configuration? y/n [n]:
You must reset or power cycle for new config to take effect.

rommon 2 >

3. Masukkan perintah reset

rommon 2> reset

Ketika router boot up dan masuk ROMmon, HyperTerminal mulai menampilkan karakter aneh/huruf yg tidak dikenal. Anda harus tutup HyperTeminal dan buka kembali HyperTerminal dan ubah kecepatan data rate menjadi 115200 bps yang sesuai dengan kecepatan console pada langkah 2.

4. Sekarang anda siap untuk menjalankan perintah xmodem. Sebelum menjalankan perintah xmodem, pastikan bahwa anda mempunya IOS baru di PC anda.

rommon 2 > xmodem −c c2600−is−mz.122−10a.bin

Do not start the sending program yet…
File size Checksum File name
9939820 bytes (0×97ab6c) 0×4991 c2600−is−mz.122−7a.bin

Warning

Peringatan:
.
.

All existing data in bootflash will be lost!
Invoke this application only for disaster recovery. Do you wish to continue?
y/n [n]: y Ready to receive file c2600−is−mz.122−10a.bin …

5. Dari menu bar HyperTerminal, Pilih Transfer > Send File.. dan tentukan nama IOS/lokasi (dengan tombol “browse”) dan pilih “protocol xmodem” seperti pada langkah 3 dan 4 dan klik tombol Send untuk mulai mentransfer.

6. Saat transfer file sudah komplit, akan muncul pesan di router sebagai berikut :

Erasing flash at 0×60fc0000
program flash location 0×60990000

Download Complete!

Jangan lupa anda merubah kembali kecepatan console ke 9600 bps dan boot sequence ke default dengan cara men “set” configuration register ke 0×2102.

rommon 12 > confreg 0×2102
You must reset or power cycle for new config to take effect

rommon 2 >reset

System Bootstrap, Version 11.3(2)XA4, RELEASE SOFTWARE (fc1)
Copyright (c) 1999 by cisco Systems, Inc.
TAC:Home:SW:IOS:Specials for info
C2600 platform with 65536 Kbytes of main memory

program load complete, entry point: 0×80008000, size: 0×995ec8
Self decompressing the image : ################################
##################################################################
##################################################################
######################## [OK]

……………………….

Cisco Internetwork Operating System Software
IOS ™ C2600 Software (C2600−IS−M), Version 12.2(10a), RELEASE SOFTWARE (fc1)

Copyright (c) 1986−2002 by cisco Systems, Inc.
Compiled Tue 21−May−02 14:16 by pwade
Image text−base: 0×80008088, data−base: 0×810ABB08

cisco 2620 (MPC860) processor (revision 0×100) with 61440K/4096K bytes of memory.
Processor board ID JAB03110MUB (3691217154)
M860 processor: part number 0, mask 49
Bridging software.
X.25 software, Version 3.0.0.
1 FastEthernet/IEEE 802.3 interface(s)
2 Voice FXS interface(s)
32K bytes of non−volatile configuration memory.
16384K bytes of processor board System flash (Read/Write)

Press RETURN to get started!

…………………….

Menggunakan perintah tftpdnld

Catatan : Perintah tftpdnld hanya terdapat pada router Cisco seri 2600.

Pastikan anda sudah menghubungkan PC yang terinstall TFTP-Server (berisi file IOS) menggunakan kabel ethernet (RJ.45) ke port Ethernet 0 pada router Cisco.

Perintah tftpdnld pada router Cisco dapat digunakan untuk mendownload Cisco IOS software image dari “remote server” ke dalam memory flash dengan aplikasi TFTP-Server.

tftpdnld—Perintah untuk mulai meng-copy dari TFTP-server.

Berikut adalah variabel yang diperlukan:

* IP_ADDRESS—Alamat IP dari router yang anda gunakan (alamat IP ethernet 0).
* IP_SUBNET_MASK—Subnet mask untuk alamat IP router anda.
* DEFAULT_GATEWAY—Default gateway untuk router anda.
* TFTP_SERVER—Alamat IP dari TFTP-Server, tempat menyimpan IOS yang akan anda download ke router.
* TFTP_FILE—Nama file yang ingin anda download.

Variabel berikut adalah optional:

* TFTP_VERBOSE—Print setting. 0=quiet, 1=progress, 2=verbose. The default is 1.
* TFTP_RETRY_COUNT—Retry count for ARP and TFTP. The default is 7.
* TFTP_TIMEOUT—Overall timeout of the download operation in seconds. The default is 2400 seconds.
* TFTP_CHECKSUM—Performs a checksum test on the image. 0=no, 1=yes. The default is 1.

Syntax untuk mendefinisikan variable adalah sebagai berikut:
VARIABLE_NAME=value

Setelah konfigurasi selesai, anda harus mengulangi lagi perintah tftpdnld. Sebagai contoh:

rommon 1 > tftpdnld
rommon 2 > IP_ADDRESS=172.15.19.11
rommon 3 > IP_SUBNET_MASK=255.255.255.0
rommon 4 > DEFAULT_GATEWAY=172.15.19.1
rommon 5 > TFTP_SERVER=172.15.20.10
rommon 6 > TFTP_FILE=/tftpboot/c2600-i-mz
rommon 7 > TFTP_VERBOSE=1
rommon 8 > tftpdnld

IP_ADDRESS=172.15.19.11
IP_SUBNET_MASK=255.255.255.0
DEFAULT_GATEWAY=172.15.19.1
TFTP_SERVER=172.15.20.10
TFTP_FILE=/tftpboot/2600-i-mz
TFTP_VERBOSE=1

Invoke this command for disaster recovery only.
WARNING: all existing data in flash will be lost!
Do you wish to continue? y/n: [n]:

Enter y untuk memulai download Cisco IOS software image. Ketika proses sudah komplit/selesai, mode ROMmon akan tampil kembali di layar anda.

Langkah terakhir adalah melakukan “reset” agar Router segera membaca IOS yang baru didownload.

rommon 9 >reset

Selasa, 24 Februari 2009

Mengenal K.H. ARIFIN ILHAM


Mengenal K.H. ARIFIN ILHAM

Si Badung dari Banjarmasin

Begitu lahir, ia sudah bergigi. Ketika kecil, badungnya bukan alang kepalang. Ia nyaris membakar rumah, hanya karena permintaannya tidak dituruti. Doa kedua orang tuanya di Tanah Suci mengubah perangai Arifin.
Suatu siang di tepi sungai kecil tak bernama di Jalan Sutoyo, Banjarmasin, seorang anak laki-laki berusia dua tahun sedang asyik bermain-main air menemani sang ibu yang sedang sibuk mencuci. Tiba-tiba bocah itu tergelincir dan sekejap kemudian air yang deras sudah menariknya ke tengah sungai.

Menyaksikan anaknya hanyut, tanpa berpikir panjang ibu yang tengah hamil delapan bulan itu langsung terjun ke sungai. Air sungai yang deras dan dalam tidak membuatnya ciut. Ia berenang semampunya agar bisa menggapai kaki anak lelaki satu-satunya itu. Bocah itu sudah tenggelam cukup jauh dan terus meluncur cepat sejalan dengan derasnya air sungai. Sekujur tubuhnya tak terlihat dan hanya sesekali kaki anak itu tampak menjulur ke atas. Sambil terus berenang, wanita muda itu berusaha sekuat tenaga menggapai kaki anak itu. Ia seakan sudah tidak menghiraukan lagi bahwa di perutnya tengah ada jabang bayi yang usianya sudah cukup tua.

imageSyukurlah, usahanya membuahkan hasil. Setelah berenang sekitar empat meter lebih, ia akhirnya berhasil menangkap kaki putranya. Bocah itu sudah pucat pasi dan tak sadarkan diri. Beruntung, ibu itu masih merasakan ada gerak kehidupan di jantungnya. Dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya, ibu itu menggendong putranya ke pinggir kali. Setelah itu, sang ibu tak sadarkan diri dan tidak tahu lagi apa yang terjadi selanjutnya.

Perjuangan ibu itu tidak sia-sia. Bocah yang nyaris mati tenggelam itu, kini telah menjadi seorang dai (penceramah agama) yang sangat kondang. Sejak namanya mulai dikenal, hampir setiap hari K.H. Arifin Ilham muncul di layar TV atau media lain. Berbeda dengan dai sejuta umat, K.H. Zainuddin M.Z., dan dai manajemen kalbu, Aa Gym, Arifin Ilham tampil dengan gaya zikirnya yang menyejukkan. Seakan membawa jemaahnya terbang ke langit serta melupakan dunia yang fana.

BERGIGI SEJAK LAHIR

Saat Arifin kecil itu tenggelam, ayahnya, H. Ilham Marzuki, yang bekerja sebagai staf di Bank BNI 46 di Banjarmasin, tengah berada di luar kota. Saat itu Arifin tengah bermain dengan kakaknya, Mursidah, sementara ibunya tengah mencuci. “Saat bermain dengan kakak, saya tiba-tiba terpeleset dan terjatuh ke sungai. Saya langsung tenggelam dan setelah itu saya tak sadar lagi apa yang terjadi,” Arifin Ilham membuka kisah masa kecilnya di sela-sela kegiatannya yang padat, antara lain mengisi siaran rohani di televisi.

Alhamdulillah, Arifin berhasil ditolong dan sehat kembali, sementara ibunya maupun kandungannya juga tak bermasalah. Pada 21 April 1971 (kandungan usia sembilan bulan sepuluh hari) ibunya melahirkan adik Arifin, Siti Hajar, dengan selamat.

Arifin Ilham adalah anak kedua dari lima bersaudara, dan dia satu-satunya anak lelaki. Ayah Arifin masih keturunan ketujuh Syeh Al-Banjar, ulama besar di Kalimantan, sementara ibunya, Hj. Nurhayati, kelahiran Haruyan, Kabupaten Barabay.

Setahun setelah menikah, pasangan ini melahirkan putri pertama mereka tahun 1967. Karena anak pertama mereka perempuan, betapa bahagianya mereka ketika anak keduanya adalah laki-laki. Nurhayati mengatakan bahwa saat hamil anak keduanya itu, ia merasa biasa-biasa saja, tidak ada tanda-tanda khusus. Hanya, berbeda dengan keempat putrinya, saat dalam kandungan, bayi yang satu ini sangat aktif. Tendangan kakinya pun sangat kuat, sehingga sang ibu acapkali meringis menahan rasa sakit.

Bayi yang lahir tanggal 8 Juni 1969 itu kemudian diberi nama Muhammad Arifin Ilham. Berbeda dengan keempat saudaranya yang lain, yang saat lahir berat mereka rata-rata 3 kilogram lebih, bayi yang satu ini beratnya 4,3 kilogram dengan panjang 50 sentimeter. “Anehnya, bayi itu sejak lahir sudah bergigi, yaitu di rahang bagian atasnya,” kenang Nurhayati.

Bayi itu selanjutnya tumbuh sehat. Usia setahun sudah bisa berjalan dan tak lama setelah itu ia mulai bisa berbicara. Setelah Siti Hajar, satu demi satu adik Arifin pun lahir. Yaitu, Qomariah yang lahir tanggal 17 Mei 1972 dan si bungsu Fitriani yang lahir tanggal 24 Oktober 1973.

Saat berusia lima tahun, Arifin dimasukkan oleh ibunya ke TK Aisyiah dan setelah itu langsung ke SD Muhammadiyah tidak jauh dari rumahnya di Banjarmasin. Arifin mengaku, saat masih di SD itu ia tergolong pemalas dan bodoh. “Kata orang Banjarmasin, Arifin itu babal. Arifin baru bisa baca-tulis huruf Latin setelah kelas 3,” kenang Arifin yang setiap kali berbicara tentang dirinya selalu menyebut namanya sendiri.

Di SD Muhammadiyah ini Arifin hanya sampai kelas 3, karena berkelahi melawan teman sekelasnya. Masalahnya, dia tidak rela ada salah seorang temannya yang berbadan kecil diganggu oleh teman sekelasnya yang berbadan cukup besar. Arifin kalah berkelahi karena lawannya jagoan karate. Wajahnya babak belur dan bibirnya sobek. Agar tidak berkelahi lagi, oleh ayahnya Arifin kemudian dipindahkan ke SD Rajawali.

KECIL, TAPI TUA

Rumah tempat tinggal orang tua Arifin terletak di Simpang Kertak Baru RT 7/RW 9, kota Banjarmasin, tepat di sebelah rumah neneknya, ibu dari ibunda Arifin. Sebagai pegawai Bank BNI 46, ayahnya sering kali bertugas ke luar kota Banjarmasin, kadang-kadang sampai dua-tiga bulan. Ayah Arifin mengakui bahwa ia tidak banyak berperan mendidik kelima anaknya, sehingga akhirnya yang banyak berperan mendidik Arifin adalah istri dan ibu mertuanya. Arifin mengungkapkan bahwa cara mendidik kedua orang tua itu keras sekali. “Baik Mama maupun Nenek kalau menghukum sukanya mencubit atau memukul. Dua-duanya turunan, kalau nyubit maupun memukul keras dan sakit sekali,” canda ustad muda itu.

Nenek Arifin sangat disiplin. Setiap pulang sekolah, Arifin kecil diharuskan untuk tidur siang. Kalau tak bisa tidur, ia terpaksa berpura-pura tidur, karena ditunggui dan dipelototi oleh sang nenek. Kalau mata melek sedikit, neneknya langsung berteriak-teriak, “Tidur... tidur…!” Meski tak ditunggu sekalipun, ia tak berani kabur karena kalau ketahuan pasti langsung dicubit atau dipukuli. Meskipun semua saudaranya perempuan, mereka pernah merasakan cubitan ibu maupun neneknya. “Nenek, kalau nyubit di paha, kenceng sekali, sampai-sampai paha kami biru-biru semua,” tambahnya sembari tertawa.

Di masa kecil, Arifin lebih suka bermain dengan teman-teman yang usianya lebih tua, sehingga ia dijuluki ‘ketu’, maksudnya, kecil tapi tua. Akibatnya, meski secara fisik dan usianya masih bocah, penalarannya acapkali seperti orang dewasa. Ibunda Arifin sangat terkesan dengan sifat sosial dari anak lelaki satu-satunya itu. “Sejak kecil, Arifin sangat berjiwa sosial. Dulu, ketika anak-anak masih kecil, setiap kali saya membagikan makanan dan di antara saudaranya ada yang merasa kurang, maka bagian makanannya langsung diberikan kepada saudaranya itu,” kenang sang ibu.

Ada satu kenangan yang tak pernah dilupakan oleh ibu dari lima anak itu. Saat itu, Arifin, yang baru duduk di kelas IV SD, serta semua saudaranya diajak jalan-jalan oleh kedua orang tuanya. Di tengah jalan, Arifin tiba-tiba memohon kepada ayahnya agar menghentikan mobilnya. Begitu mobil berhenti, ia segera turun. Rupanya, Arifin merasa iba melihat seorang lelaki tua yang susah payah menarik gerobak yang sarat dengan bawaan, menaiki jembatan. Bocah itu langsung membantu mendorong gerobak dari belakang sampai akhirnya berhasil mendaki jembatan itu. “Setelah itu, Arifin masih memberi uang kepada lelaki tua itu,” tutur Nurhayati, mengenang kelakuan putranya.

HAMPIR MAU BAKAR RUMAH

Kenakalan Arifin rupanya masih saja berlanjut, meskipun sudah dipindahkan ke SD Rajawali. “Maklum, karena kami tinggal di kota, Arifin mulai agak terpengaruh pada hal-hal yang sedikit negatif,” tutur Ilham Marzuki. ”Dia mulai bisa bermain judi dengan uang kecil-kecilan dan merokok dengan sembunyi-sembunyi.”

Menurut Arifin, ia tidak pernah berjudi dengan taruhan uang. “Arifin memang suka bermain judi dadu, tapi taruhannya bukan uang,” sergahnya. “Kalau Arifin berjudi, taruhannya kelereng. Kita pasang tiga kelereng, kalau menang dapat 10 kelereng. Tapi, Arifin banyak kalahnya sehingga lama- kelamaan duit Arifin pun habis untuk membeli kelereng. Karena masih ingin main judi, Arifin pun mencuri. Saat Abah memanggil-manggil dan mengajak salat berjemaah, Arifin pura-pura mandi. Begitu Abah sudah mulai salat, Arifin pun segera masuk ke kamar Abah dan mengambil uang Abah yang ada di kamar. Arifin tak berani mengambil banyak-banyak, hanya sekitar seribu rupiah!”

Pendidikan yang keras dan disiplin terhadap Arifin di rumah rupanya tidak selalu membuahkan hasil yang sesuai dengan harapan kedua orang tuanya. Di luar rumah, Arifin menikmati dunianya sendiri, sehingga membuat kedua orang tuanya jadi semakin cemas. “Karena Abah sering ke luar kota, maka Arifin pun jadi kurang terkontrol dan nakal,” kata Arifin beralasan.

Oleh kedua orang tuanya Arifin pun didatangkan guru mengaji ke rumah. Selain diharapkan pintar mengaji, kedua orang tuanya juga berharap agar anak lelaki satu-satunya itu tidak banyak bermain di luar rumah. Tapi, apa yang terjadi? Arifin justru membuat ulah yang aneh-aneh. Setiap kali guru mengaji itu datang ke rumah, ia selalu saja dijaili Arifin. “Kadang-kadang Arifin gembosin ban sepedanya, kadang-kadang ngumpetin sandalnya,” ujar Arifin berterus terang.

Saat kelas 6 SD Arifin pernah mengancam akan membakar rumah orang tuanya. Pasalnya, sang ayah tidak mau mengabulkan permintaannya. Rupanya, ia minta dibelikan motor trail, tapi malah dibelikan motor Vespa. Ayahnya khawatir, kalau dibelikan motor trail, Arifin akan main kebut-kebutan yang tentu sangat membahayakan keselamatannya. “Biarpun harganya lebih mahal, motor itu tidak trendi,” ujarnya jengkel.

Meski sudah menyiapkan minyak tanah dan korek api, orang tuanya tidak memperhatikan ancamannya itu. Arifin jadi kesal. Ia kemudian membuat ulah agar ayahnya naik pitam. Suatu sore, ketika banyak orang sedang bermain badminton di sebelah rumahnya, Arifin ikut bergabung bersama mereka. Ia tahu ayahnya sedang duduk-duduk di teras rumahnya dan dengan mudah bisa melihat apa yang diperbuatnya. Ia juga tahu ayahnya sangat tidak suka melihat orang merokok, terlebih itu dilakukan oleh anak kecil, seperti dirinya. Arifin pun sesungguhnya tidak suka merokok. Tapi, untuk memancing kemarahan ayahnya, ia sengaja merokok di depan ayahnya dan orang banyak. Begitu sampai pada tiga empat isapan, sang ayah mendekatinya dan langsung menampar sambil memarahinya. “Kamu ini nyontoh siapa, sih. Kamu, kok, jadi badung seperti ini? Kamu mau jadi apa kalau sudah besar nanti?”

Tamparan itu tidak hanya mempermalukannya, tapi juga membuatnya sakit lahir batin. Maklum, sewaktu muda ayahnya juga pernah berlatih karate, sehingga pukulannya cukup mantap. Saat itu juga ia kabur dari rumah. Ia sangat marah dan sakit hati sehingga tidak ingin pulang lagi ke rumah orang tuanya. Tapi, begitu jauh dari rumah, ia bingung mau lari ke mana. Karena hari sudah larut, maka ia putuskan singgah di rumah Ahmad, sahabat mainnya. Ia berpesan kepada keluarga Ahmad agar tidak memberitahukan keberadaannya kepada kedua orang tuanya. Tapi, diam-diam orang tua Ahmad memberitahukannya kepada Hj. Nurhayati, ibu Arifin. Nurhayati kemudian memberikan sejumlah uang kepada orang tua Ahmad untuk keperluan Arifin, baik untuk makan atau keperluan lain.

Arifin sama sekali tidak tahu bahwa ibunya sudah mengetahui keberadaannya. Tapi, ia merasa ada sesuatu yang agak janggal. Ia tahu persis bahwa kehidupan keluarga Ahmad tergolong susah. “Tapi, kenapa setiap hari makanannya selalu lezat-lezat? Nasinya enak, lauknya pun lengkap, ada ikan, daging, dan sebagainya,” papar Arifin. “Rupanya, selama Arifin menginap di rumah ini, selalu disubsidi Mama. Mama datang setiap hari dengan sembunyi-sembunyi, tanpa Arifin ketahui atau pas Arifin tidak berada di rumah,” lanjutnya.

Memasuki hari kelima, Nurhayati datang ke rumah orang tua Ahmad dan sengaja menemui Arifin. Ia memberi tahu bahwa ayahnya sakit keras gara-gara memikirkan Arifin. Ia membujuk putranya agar segera pulang ke rumah. Arifin trenyuh juga mendengar cerita itu dan saat itu pun ia bersedia pulang bersama ibunya. Sampai di rumah, Arifin langsung memohon maaf kepada ayahnya yang langsung memeluknya. “Kami saling berpelukan dan bertangis-tangisan,” kenang Arifin sendu. “Ini benar-benar seperti cerita sinetron!” lanjutnya bercanda.

Jadi Jagoan di Pesantren

Di Tanah Suci, kedua orang tuanya berdoa khusyuk untuk Arifin. Hasilnya, tabiat Arifin berubah drastis!

Saat kedua orang tuanya menunaikan ibadah haji, Arifin malah asyik berjudi. Tapi, ucapan seorang temannya yang pemabuk dan penjudi, hidupnya berubah total. Ia tinggalkan dunia remajanya yang ‘hitam’ dan dengan caranya ia mencoba memperbaiki hidupnya.

Apa saja yang dilakoni Arifin untuk menebus kesalahannya pada orang tuanya? Dan bagaimana langkahnya dari seorang ‘penjudi’ menjadi seorang dai?

SANTRI BERDASI

Meskipun badung, Arifin berhasil lulus SD dengan baik. Nilai pendidikan agamanya biasa-biasa saja, namun nilai pengetahuan umumnya cukup bagus sehingga ia bisa masuk ke SMP Negeri I Banjarmasin, sekolah favorit di ibu kota Kalimantan Selatan itu. “Kalau Arifin serius dan bersemangat untuk belajar, Arifin pasti mampu,” ujar Arifin. “Ketika kelas 6 Arifin mulai memiliki semangat belajar, sehingga nilai Arifin pun cukup bagus.”

Tapi, bukan berarti Arifin tidak nakal lagi. Ia masih suka bermain dengan anak-anak yang lebih tua darinya, serta bermain judi. Tahun 1982 ayah-ibunya berangkat ke Tanah Suci Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Di depan Kabah kedua orang tua Arifin bersimpuh di hadapan Ilahi, memohon agar Arifin diberikan petunjuk dan hidayah oleh-Nya.

Sementara itu, Arifin yang ditinggal di rumah bersama keempat saudaranya, tetap asyik bermain judi. Bekal yang ditinggalkan oleh ayahnya saat berangkat haji sudah ludes untuk membeli kelereng guna taruhan berjudi dadu. Suatu hari, ketika tengah asyik-asyiknya berjudi kelereng, Denny, salah seorang temannya bermain judi, tiba-tiba nyeletuk, “Fin, ayah lu naik haji, lu malah main judi!”

Arifin terenyak dan pikirannya mendadak menjadi tidak tenang. Saat itu juga ia langsung pamit pulang. Celetukan itu ternyata masuk ke nalar Arifin. Meski Denny seorang pemabuk dan penjudi, entah kenapa, ucapannya kali ini seakan langsung menohok kalbu Arifin. Sepanjang perjalanan, ia teringat pada kedua orang tuanya yang tengah menunaikan ibadah haji. Tiba-tiba ia dihantui perasaan bersalah yang luar biasa kepada kedua orang tuanya. Bayang-bayang kenakalannya selama ini mendadak muncul di hadapannya, membuat batinnya makin tersiksa. Semalaman ia tidak bisa tidur pulas. Setiap kali terbangun, bayangan kedua orang tuanya muncul, hingga membuatnya sangat khawatir. Tiba-tiba saja batinnya tercabik-cabik, hingga membuatnya menangis sendirian di kamar. “Hidayah tidak selalu datang dari seorang kiai atau ulama, tapi bisa juga dari mereka yang berlumur dosa,” tandasnya.

Arifin yakin, terbukanya mata hatinya tentu bukan semata-mata karena ucapan Denny yang menohok hatinya. Arifin mengatakan, “Selain Arifin mendapatkan hikmah dari ucapan Denny, doa Abah dan Mamah di Mekah ternyata dikabulkan oleh Allah. Selain untuk menunaikan ibadah haji, Arifin yakin Abah pasti memohon pada Allah agar anaknya yang nakal ini bisa mendapat petunjuk dan hidayah-Nya. Saat itu juga nur Ilahi itu tiba-tiba datang menyinari seluruh kalbu Arifin. Sejak itu, Arifin berjanji pada diri sendiri untuk tidak berjudi dan melakukan tindakan yang tercela. Kalau selama ini Arifin hanya salat magrib dan itu pun tidak rutin, sejak itu Arifin bertekad untuk salat lima waktu.”

Saat kedua orang tuanya pulang dari Tanah Suci, mereka sangat terkejut melihat perubahan sikap Arifin. “Kok, Arifin ini berubah sekali sifat dan kebiasaannya?” tanya ayahnya dalam hati. Belakangan, Arifin yang saat itu baru kelas 1 SMPN bahkan minta dimasukkan ke pesantren.

Menjelang saat penerimaan rapor semester akhir kelas 1 SMP, Arifin diajak oleh kedua orang tuanya berkunjung ke Pesantren Al-Fallah di kilometer 24, Banjarmasin. Tapi, Arifin menolak untuk dimasukkan ke pesantren itu. “Saya ingin masuk pesantren, tapi tidak mau pakai sarung. Saya ingin masuk pesantren yang bercelana panjang dan berdasi,” kenangnya sembari tertawa.

Sepengetahuan ayahnya, pesantren yang diharapkan Arifin itu tidak ada di Banjarmasin atau bahkan di Kalimantan. Pesantren Darussalam di Banjarmasin yang dipimpin oleh kakek Arifin pun, keadaannya sama. Pesantren yang dimaksud oleh Arifin itu adalah pesantren modern yang hanya ada di Pulau Jawa. Arifin ternyata tidak keberatan untuk nyantri di Pulau Jawa. Begitu menerima rapor kenaikan, ke kelas 2 SMP, Arifin bersama adiknya, Siti Hajar, diantar oleh sang ibu ke Jakarta tahun 1983. Kedua kakak-beradik itu kemudian dimasukkan ke Pesantren Darunnajah di Ulujami, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Meski masuk pesantren atas kemauannya sendiri, pada awalnya Arifin merasa sangat tidak betah tinggal di pesantren yang jaraknya sangat jauh dari kedua orang tuanya itu. Padahal, di pesantren itu ia juga ditemani oleh adiknya. “Kalau di rumah kami ingin makan lauk yang enak, tinggal ngomong sama Mamah. Di pesantren, makanan serba terbatas dan rasanya masih kurang pas di lidah kami,” kata Arifin. “Setiap minggu kami hanya sekali bisa makan daging serta ikan, selebihnya setiap hari kami hanya makan tahu tempe.”

SENINYA JADI SANTRI
Rekan dekat Arifin di Pesantren Darunnajah, Drs. H. Royhan Sabuki, memaklumi keluhan Arifin. Tapi, ia menyadari kenapa fasilitas pesantren demikian memprihatinkan. Saat ia masuk tahun 1983, uang masuknya masih sangat murah. Saat itu jumlah santrinya baru sekitar 300 orang, dan setiap anak ditarik uang masuk Rp50.000, serta uang makan setiap bulan Rp22.000. “Padahal, untuk sekali makan di warteg (warung Tegal) saja, waktu itu sudah seribu rupiah. Jadi, wajar kalau dengan biaya sebesar itu menu pokok kami setiap hari tidak lepas dari tahu tempe,” kenangnya.

“Di sinilah seninya tinggal di pondok pesantren. Mereka harus ulet dan disiplin,” kata Ustad Drs. K.H. Machrus Amin, pendiri dan pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta. “Di pesantren tentu saja berbeda dengan di rumah, baik untuk mandi atau makan. Agar bisa mandi pagi-pagi, mereka harus disiplin bangun pagi-pagi pukul empat. Begitu juga dengan makan. Makan di pesantren itu rumusnya berkah. Sekarang, dengan uang makan Rp135.000 sebulan bagi setiap santri, yang berarti sekali makan hanya Rp1.500, tentu saja tidak akan bisa memuaskan semua pihak. Tapi, masih bisa makan dengan lauk ayam, ikan, maupun daging, tentu sudah lumayan. Dengan anggaran itu, semua guru dan karyawan sudah bisa ikut makan. Di sinilah letak keberkahan pesantren itu!”

Salah satu sifat yang sangat berkesan pada diri Arifin dari kacamata Royhan adalah kedermawanannya. Saat di tingkat aliyah (SMU), pertemanan mereka makin dekat. Setiap kali keluar pesantren, Arifin sering kali mengajak Royhan. “Ustad Arifin orangnya sangat sosial. Setiap kali keluar pesantren, dia pasti mengajak saya makan dan makannya selalu di restoran yang enak-enak,” tutur Sarjana Fakultas Syariah Darunnajah yang kini mengasuh Pesantren Darunnisak di Legoso, Ciputat, itu.

Tidak hanya pada dirinya Arifin bersikap dermawan. Suatu hari, Arifin membeli baju dari bahan kaus di Pasar Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sesampainya di pesantren, salah seorang teman menegurnya, “Wah, habis beli baju baru, Fin?”

“Ya, lu mau?” jawab Arifin spontan.

“Nggak... nggak, ah,” jawab teman itu malu-malu.

“Ambil, deh, untuk lu!” kata Arifin enteng sembari melempar baju yang baru saja dibelinya itu.

GILA PIDATO
Di samping masalah makan dan fasilitas tempat tinggal, ada masalah lain yang membuat Arifin tidak betah di pesantren. Selain kurang serius dalam belajar, ia merasa sangat berat mengikuti materi pelajaran agama di pesantren itu. Seharusnya, untuk masuk di tingkat tsanawiyah (tingkat SMP dengan pendidikan agama) harus berijazah ibtidaiyah (tingkat SD dengan tambahan pendidikan agama). Arifin sendiri berasal dari SD umum dan pengetahuan agamanya pun sangat tipis. Ia belum lancar membaca dan menulis Arab. Padahal, itu merupakan materi utama pelajaran di tingkat tsanawiyah.

“Karena sangat jauh tertinggal, maka semangat belajar Arifin pun jadi sangat kurang,” Arifin beralasan. “Selain itu, di pesantren tersebut nilainya jujur sekali. Kalau nilainya 2 atau 3, nilai di rapor pun akan seperti itu. Nilai rapor Arifin pun seperti lautan merah. Dari 40 mata pelajaran di rapor, lebih dari 30 mata pelajaran merah semua. Buruk sekali!”

Saat itu Arifin sangat terpukul dan sedih. Tapi, ia tak ingin menyerah. Bagaimanapun, masuk ke pesantren itu adalah kemauannya sendiri. Ia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya. Memasuki semester dua, ia berusaha memacu diri. Kalau orang lain bisa, ia pun harus bisa, begitu tekadnya. Usahanya tidak sia-sia, ia berhasil naik ke kelas II. Di kelas ini ia memacu diri lebih keras lagi. Hasilnya, sangat fantastis. Ia berhasil naik kelas dengan nilai yang cukup bagus, sehingga nilainya di atas rata-rata. Belakangan, ia bahkan masuk ranking sepuluh besar di kelasnya.

Tahun berikutnya, Arifin tidak hanya bernilai bagus, namun juga menjadi bintang di bidang olahraga dan kesenian. Selain lari dan badminton, ia berhasil menjadi juara membaca puisi. Hanya, dalam bidang pidato, Arifin masih belum pede (percaya diri). Setiap kali ada acara latihan berpidato, keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya. Sebenarnya, ia ingin sekali bisa tampil berpidato. Tetapi, ia selalu diselimuti ketegangan dan ketakutan yang luar biasa setiap kali akan melangkahkan kakinya ke podium.

Tapi, bukan Muhammad Arifin kalau ia langsung menyerah. Pikirannya tiba-tiba menerawang jauh ke belakang, ketika ia masih tinggal bersama kedua orang tuanya di Banjarmasin. Setiap sore menjelang magrib, ia dan saudara-saudaranya selalu diajak kedua orang tua mereka ke Masjid Sabilal-Muqtadin, sekitar 200 meter dari rumahnya. Mereka berada di masjid hingga salat isya, sambil mendengarkan pengajian yang disampaikan oleh K.H. Rafi Hamdan, seorang ustad kenamaan di kota Banjarmasin. “Arifin sangat terkesan dengan cara-cara beliau memberikan pengajian. Sayang, kini beliau sudah tiada,” tutur Arifin.

Arifin sangat mengidolakan ustad itu. “Enak juga jadi seorang dai seperti beliau, bisa memberikan pencerahan pada banyak orang,” pikirnya. “Tapi, bagaimana mungkin berceramah panjang lebar seperti itu, kalau mau naik ke mimbar saja Arifin sudah gemetaran?”

Arifin terus merenung dan berpikir bagaimana caranya bisa berpidato dengan baik. Setiap kali acara latihan berpidato itu diselenggarakan di pesantren, ia selalu berusaha datang. Begitu juga ketika di pesantrennya diselenggarakan lomba pidato, ia selalu mengamati satu demi satu rekan-rekannya yang tampil. Ketika akhirnya salah seorang di antara mereka dinyatakan tampil sebagai juara, pengamatannya pun dialihkan kepada rekannya itu. Arifin mengamati kehidupan sehari-hari rekannya itu, sejak mulai bangun tidur, salat, makan, dan sebagainya. “Ternyata anaknya biasa-biasa saja. Kalau dia bisa, kenapa Arifin tidak?” kata Arifin mengungkapkan perasaannya saat itu.

Sejak itulah, Arifin seperti ‘kesetanan’ pidato. Di saat semua teman di kamarnya tertidur lelap, ia justru bangun. Ia lalu berdiri di atas tempat tidurnya, dan beraksi seperti layaknya orang-orang berpidato di atas mimbar, ”Para hadirin yang sedang nyenyak tidur, para bantal, para kasur, dan para sarung yang kumal-kumal yang kami hormati. Pertama-tama marilah kita panjatkan kepada Allah SWT yang….”

MR ENGLISHMAN
Cara ‘gila’ belajar dan berlatih pidato itu ternyata tidak percuma. Ia tidak lagi mandi keringat dingin dan gemetaran setiap kali harus naik mimbar di hadapan teman-teman santrinya untuk berlatih pidato. Ia pun mulai mampu mengatur kata demi kata yang harus ia sampaikan dalam setiap latihan pidatonya. Kepercayaan dirinya terus bertambah, sehingga ia pun mulai berani tampil berceramah di luar pesantren. Setiap kali ia pulang liburan ke rumah orang tuanya di Banjarmasin, ia mulai memberanikan diri berceramah di Dakwatul-Chair, surau yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya.

Meski di pesantren sudah sering berpidato, Arifin mengaku sangat tegang saat pertama kali diminta oleh pengurus surau itu untuk berceramah. “Semalaman Arifin tidak bisa tidur dan keringat dingin keluar dari sekujur tubuh,” kenangnya. “Arifin kemudian bangkit dari tempat tidur dan berusaha membaca buku untuk mempersiapkan bahan ceramah. Siapa tahu, sambil membaca, mata jadi lelah dan bisa tidur. Ee… mata Arifin tetap saja melek dan buku yang Arifin baca pun tidak masuk ke otak. Berhadapan dengan massa ternyata lebih menakutkan!”

Tapi, hanya sekali itu saja Arifin nervous, sehingga ceramahnya pun dirasakan tidak keruan dan banyak kalimat yang salah-salah. Sampai di rumah, Arifin pun kemudian berpikir panjang. “Arifin ternyata dibutuhkan umat. Arifin ditunggu oleh umat. Jadi, Arifin harus lebih serius dan bersungguh-sungguh lagi!”

Hari-hari selanjutnya ketegangan itu makin berkurang dan ia pun tampil dengan penuh percaya diri. Rupanya, banyak jemaah yang menyukai gaya ceramahnya, sehingga belakangan ia diminta tampil di tempat-tempat lain. Akhirnya, setiap kali pulang ke Banjarmasin, Arifin jadi sangat sibuk. Di usianya yang masih sangat remaja, ia sudah menjadi penceramah agama dari masjid ke masjid. “Belakangan, Arifin bahkan diminta untuk berkhotbah Jumat di Masjid Al-Jihad, masjid orang-orang Muhammadiyah yang cukup dikenal di Banjarmasin,” kata sang ayah.

Menanggapi tentang kepiawaian Arifin berpidato, Royhan bercerita, “Sejak dulu, cara bicaranya sangat terlatih, sehingga setiap kali dia tampil selalu mendapat sambutan hangat dari teman-teman. Akhirnya ia pun berhasil menjadi juara di berbagai lomba pidato. Selain di Pesantren Darunnajah, ia berhasil menjadi juara pidato tingkat nasional dan tingkat Asean.”

Kesimpulan Arifin, “Sebesar kesadaranmu, sebesar itu pula keuntunganmu. Sebesar keinsafanmu, sebanyak itu pula keuntunganmu!” Royhan pun sangat kagum pada semangat dan kesungguhan Arifin. Memasuki tahun kedua, setiap santri di Darunnajah diharuskan berkomunikasi dengan bahasa Arab atau Inggris. Kalau ada santri yang berbicara sehari-hari tidak menggunakan kedua bahasa asing itu, maka mereka akan dihukum. Hukumannya bisa bermacam-macam, tergantung berapa kali santri itu ketahuan tidak berbahasa asing. Hukuman bisa berupa menghafal atau menulis kata atau kalimat bahasa Arab/Inggris, bisa disuruh membersihkan kamar mandi, dan sebagainya.

Setiap anak diwajibkan menjadi mata-mata bagi anak lain, sehingga siapa pun yang berbicara dengan tidak menggunakan bahasa Arab atau Inggris, pasti akan mendapatkan hukuman. Akhirnya, hampir semua santri pernah menjalani hukuman itu. Kalau teman-teman lain lebih suka berbicara dengan bahasa Arab, Arifin lebih suka berbahasa Inggris. Arifin sering kali mengatakan, “I don’t care. I don’t care with the other person!” ujar Arifin seperti ditirukan oleh Royhan. “Teman-teman menyebut Ustad Arifin sebagai Mr Englishman!” Royhan bercerita sembari tertawa. Di kalangan teman-temannya, Arifin dikenal lebih piawai berbahasa Inggris daripada berbahasa Arab.

JAGOAN BERKELAHI
Perjalanan menuju sukses ternyata memang tidak mudah. Di mana pun, ada saja orang yang iri dan dengki melihat orang lain sukses. Demikian juga yang dirasakan Arifin. Selain merasa sulit bergaul, ia sering kali merasa diperlakukan tidak adil oleh pengasuh pesantren maupun para guru. Maklum, yang masuk di pesantren itu memang santri-santri dari berbagai suku di tanah air, sehingga budaya dan tingkah laku mereka pun bermacam-macam. “Sejak kecil Arifin paling tidak bisa melihat ketidakadilan. Karena itu, Arifin pun terpaksa berkelahi karena melihat ketidakadilan itu,” kata Arifin.

Suatu hari, Arifin melihat ada seorang santri yunior bernama Muhammad Ali disakiti oleh santri senior. Arifin pun marah dan tidak mau menerima keadaan itu sambil menantang sang senior itu berkelahi. “Eh, lu jangan cuma berani lawan anak kecil. Lawan gua kalau i memang jagoan!”

Dalam kesempatan lain, Arifin naik pitam lagi ketika ia berhasil memergoki santri yang mencuri lauk-pauk kiriman ibunya dari Banjarmasin. Hampir setiap bulan ia memang mendapat kiriman kecap, abon, dan ikan khas Banjarmasin. Sebagian ia bagikan kepada teman-temannya, dan sebagian lagi ia simpan agar bisa untuk makan sebulan. Tapi, belum lagi genap tiga hari, semua lauk itu sudah raib. Bulan berikutnya, Arifin sengaja memasang jebakan, sampai akhirnya berhasil menangkap ‘pencuri’nya. Arifin pun langsung menghajar anak itu. Sambil melempar abon dan kecap ke wajah temannya itu, Arifin membentaknya, “Makan, tuh, abon sama kecap ini!”

Selain dikenal sebagai juara lomba pidato, di Pesantren Darunnajah Arifin akhirnya juga dikenal sebagai santri yang suka berkelahi. Padahal, setiap kali usai berkelahi, Arifin selalu mendapat hukuman, yaitu digunduli kepalanya. Suatu hari, ketika Arifin dan santri-santri lain tengah antre makan, mendadak salah seorang santri langsung nyerobot antrean. Melihat ketidakadilan seperti itu, Arifin tentu saja sangat marah. Saat itu hanya Arifin yang berani menegur santri nakal itu, karena dia punya banyak teman. “Meskipun di pesantren, rupanya mereka main geng-gengan juga,” kenang Arifin. “Tapi, Arifin tidak takut, walaupun akhirnya Arifin dikeroyok oleh mereka. Perkelahian tentu saja sangat tidak seimbang, sehingga bibir Arifin pun robek dan berdarah-darah!”

Sebagai hukuman, Arifin pun harus digunduli. Tapi, ia berontak karena merasa diperlakukan tidak adil. Santri yang mengeroyok dan memukulinya ternyata malah tidak dihukum sama sekali. “Apanya lagi yang mau dibotaki, Kiai, sementara kepala saya sudah botak?” gumam Arifin.

MULAI DIUNDANG CERAMAH
Merasa diperlakukan tidak adil, Arifin mulai merasa tidak nyaman sekolah di pesantren itu. Ia pun memutuskan keluar sekolah, meski baru duduk di kelas dua aliyah (tingkat SMU). Setelah mengundurkan diri dari pesantren itu, Arifin pun masuk ke Pesantren Assyafi’iyah di daerah Bali Matraman, Tebet, Jakarta Selatan. “Saya merasakan banyak ketidakadilan yang terjadi di Darunnajah, sehingga tidak nyaman lagi untuk meneruskan sekolah di sini,” tuturnya pendek.

Seperti di Darunnajah, tahun 1987 itu Arifin langsung masuk ke kelas 2 aliyah Assyafi’iyah. Di tempat ini ia tidak mondok di pesantren sehingga bisa lebih bebas mengekspresikan kemampuannya berpidato. Awalnya, ia hanya diminta menggantikan Ustad Ahmad yang berhalangan hadir karena beliau harus berangkat ke luar negeri. Ia dijemput dengan mengendarai motor Vespa dan pulangnya dibelikan nasi goreng.

Undangan ceramah kedua datang untuk peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tapi, porsinya juga hanya sebagai pengisi waktu karena Ustad Manarul Hidayat —ustad kenamaan saat itu— yang seharusnya mengisi acara tersebut, datang agak terlambat. Namun, dua kali pemunculan tanpa sengaja justru membawa hikmah. Ia mulai dikenal banyak orang. Dan sejak itulah undangan berceramah di lingkungan pesantren itu mulai berdatangan.

Lebih setahun kemudian ia berhasil lulus aliyah dan berhasil mendapat ranking ketiga. Menurut rencana, ia akan melanjutkan kuliah ke sebuah universitas di Mekah, tapi beberapa guru menasihatinya agar kuliah di perguruan tinggi umum di Indonesia saja. Arifin akhirnya mendaftarkan diri di Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Politik Universitas Nasional di Jakarta. Sambil kuliah, Arifin terus berceramah di masjid, surau, atau majelis taklim. Kian lama langkahnya kian jauh. Dari seputar Bali Matraman, merambah ke seluruh wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.

Tahun 1994 Arifin lulus dari Universitas Nasional sebagai sarjana ilmu hubungan internasional. Sambil menjadi dosen di Universitas Borobudur, Arifin makin memantapkan diri sebagai dai. Arifin mengemukakan, “Arifin ingin membuktikan kepada semua orang bahwa kalau kita bersunggung-sungguh, maka kita akan berprestasi. Di mana pun, kita akan bisa berprestasi!”

Merebut Hati Umat Lewat Zikir
Arifin beberapa kali lolos dari maut. Hidupnya kian bersinar ketika berjumpa wanita pujaan dan ajakan zikir berjemaahnya mendapat sambutan gempita dari umat.

Selain menjadi dosen di Universitas Borobudur dan berdakwah, Arifin mempunyai kesibukan lain. Di tempat tinggalnya di Perumahan Mampang Indah II Depok, ustad muda yang masih lajang ini mempunyai hobi yang unik: memelihara beberapa jenis satwa, termasuk di antaranya burung hantu, iguana, monyet, dan ular.

Suatu hari, menjelang magrib tahun 1997, ia berhasil menangkap seekor ular kobra sepanjang satu meter lebih di semak-semak. Menurutnya, ular berkepala segi tiga dan di atasnya ada warna merahnya itu warnanya sangat indah. Ternyata, ular itu tidak hanya memukau, tetapi juga nyaris merenggut nyawa Arifin.

Bagaimana Arifin bisa lolos dari maut? Dan bagaimana kisah cintanya serta awalnya ia mengajak ribuan umat untuk berzikir?

NYARIS MENINGGGAL
Ular tangkapan Arifin itu diberi makan oleh Sulaeman, salah seorang jemaahnya. Pagi itu Arifin kedatangan tamu, Cut Tursina, ibu angkatnya, seorang dokter gigi, yang minta tolong diantar ke Parung untuk mencari pohon hias. Usai salat duha (salat sunah pagi hari), Arifin langsung naik ke mobil. Entah kenapa, mendadak ia turun lagi untuk melihat ularnya. Saat naik ke mobil lagi ia memberi tahu Cut bahwa tangan kanannya digigit ular. Cut mengajaknya ke dokter, tapi Arifin menolak karena merasa tidak ada gejala sakit apa-apa di tubuhnya. Ia bahkan yang mengemudikan mobilnya. Mereka bertiga pun berangkat sekitar pukul 10 pagi dan rencananya mereka akan mampir ke warung untuk makan, sebelum mencari pohon hias. Tapi, sekitar 200 meter menjelang warung makan langganan mereka di Parung, Arifin tiba-tiba mengeluh pandangan matanya mulai kabur dan mulai sulit bernapas. Ia meminta kepada Cut untuk menggantikannya mengemudi.

Cut yakin bisa ular itu sudah bereaksi sehingga ia harus bertindak cepat untuk melarikannya ke rumah sakit. Setelah keliling ke berbagai rumah sakit di Bogor dan Parung, Arifin segera dibawa ke RS Bakti Yudha di Depok. Kondisi tubuh Arifin benar-benar makin buruk saat tiba di rumah sakit itu sekitar pukul 12 siang. Cut dan Sulaeman bahkan sudah sempat menalkin (menuntun zikir bagi mereka yang akan meninggal) Arifin. Beberapa menit sebelum akhirnya tak sadarkan diri, Arifin pun berdoa, “Ya, Allah... kalau hamba tidak lagi bermanfaat hidup di dunia, segeralah hamba Kau panggil ke haribaan-Mu. Tapi, kalau hidup hamba akan bermanfaat dunia-akhirat, maka berilah kesempatan pada hamba untuk hidup.”

Setelah memeriksa dan menyuntik Arifin dengan SABU (serum anti bisa ular), dokter menganjurkan agar Arifin segera dibawa ke sebuah rumah sakit negeri yang sangat besar di Jakarta Pusat. Tapi malang, sampai sore hari berada di ruang gawat darurat, tubuh Arifin yang mulai menghitam itu tak segera disentuh oleh petugas medis.

Cut pun langsung memindahkannya ke RS Sint Carolus. Di rumah sakit inilah Arifin mendapat pertolongan yang intensif. Selain memiliki peralatan yang lengkap, pelayanannya cukup bagus. Saat itu juga Arifin dimasukkan ke ruang ICU, dan tubuhnya langsung dipasang alat bantu pernapasan, infus, alat pacu jantung, dan sebagainya.

Arifin ditangani oleh dr. Memet Nataprawira, dokter ahli bedah pencernaan yang juga ahli dalam menangani pasien yang digigit ular berbisa. Menurut dokter spesialis lulusan UI tahun 1977 itu, saat Arifin datang kondisinya sudah sangat buruk. Seperti umumnya pasien korban gigitan ular kobra atau ular laut, pernapasan Arifin pun jadi terhenti karena yang diracuni adalah sarafnya. “Kalau tak segera ditolong dengan pernapasan buatan, pernapasan korban bisa langsung terhenti. Artinya, pasien akan mati,” katanya.

Melihat keadaan pasiennya itu, ia sangat pesimistis Arifin akan bisa tertolong. “Selain kondisi pasien sangat buruk, persediaan SABU di rumah sakit maupun di seluruh apotek di Jakarta tidak ada. Dari kacamata medis, saya pesimistis pasien akan bisa tertolong! Hanya karena Tuhan-lah pasien ini akhirnya bisa tertolong,” jelas dokter Memet.

Ilham Marzuki, ayah Arifin, yang datang di hari kedua bersama istrinya setelah ditelepon Cut, hanya bisa pasrah ketika dipesan dr. Memet untuk bersabar dan banyak berdoa. “Keadaan putra Bapak sudah sangat parah, 99% sudah tidak ada harapan,” kata dr. Memet dengan sangat hati-hati. “Bapak sebaiknya banyak berdoa dan kita serahkan jalan yang terbaik pada Allah. Hanya mukjizat Allah-lah yang mampu menolong putra Bapak!”

Nurhayati, ibunda Arifin, terus-menerus menangis sejak diberi tahu bahwa anaknya masuk rumah sakit karena digigit ular. Ia bahkan nyaris pingsan ketika melihat anak kesayangannya itu tak sadarkan diri. Belahan jiwa yang kini menjadi kebanggaan keluarga itu, kini tengah menunggu malaikat maut. Tak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali, kecuali denyut jantung yang dibantu dengan alat pacu jantung, dan tarikan napas yang dibantu dengan alat bantu pernapasan.

Esoknya, saat memeriksa Arifin, dr. Memet melihat kaki pasiennya itu bergerak-gerak. “Alhamdulillah... putra Bapak masih ada harapan untuk hidup. Kakinya sudah mulai bergerak-gerak,” katanya kepada Ilham.

Ditambahkannya, kalau seorang pasien yang masih koma itu tiba-tiba menggerakkan kakinya, maka harapan hidup pasien itu cukup tinggi. “Fisik pasien ini memang sangat prima. Dari hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa otak, jantung, ginjal, maupun paru-parunya bagus tidak terkena racun bisa, sehingga akhirnya lolos dari maut,” tutur dr. Memet.

ZIKIRNYA MUDAH DIPAHAMI
Arifin bersyukur kesehatannya secara bertahap pulih kembali, setelah 21 hari mengalami koma. Setelah sebulan menunggui Arifin di rumah sakit, ayahnya pun kembali ke Kalimantan, sementara ibunya menemaninya di rumahnya di Depok. Perlahan-lahan lumpuh pada kaki dan tangannya mulai sirna, dan belakangan tinggal matanya yang silau setiap kali melihat cahaya. Tapi, tak lama kemudian keadaan matanya berangsur membaik. Ia juga sudah mulai aktif kembali ke Masjid Al-Amru Bit-Taqwa, masjid yang didirikan olehnya bersama tetangganya di Perumahan Mampang Indah II, Depok. Selain berceramah, ia mulai lagi memperbanyak zikir berjemaah (zikir bersama-sama).

Budi Noor dan Abdul Syukur, orang dekat Arifin, mengemukakan bahwa zikir berjemaah itu sudah dilakukan jauh sebelum Arifin mengalami koma akibat digigit ular. “Saya rasa keliru kalau menganggap Ustad Arifin berzikir setelah digigit ular kobra dan lolos dari maut. Jauh sebelum itu Ustad Arifin sudah sering kali memimpin jemaah zikir!” tandas keduanya.

Arifin juga mengelak anggapan beberapa media bahwa ia berzikir sebagai ungkapan rasa syukur karena telah lolos dari maut. “Arifin berzikir karena ingin mencintai Allah secara lebih total! Arifin prihatin melihat kenyataan umat Islam yang saat ini sedang terpuruk, dizalimi, difitnah, dan ditindas. Anehnya, umat Islam yang di Indonesia katanya mayoritas ini, ternyata tak berdaya sama sekali untuk melawannya. Ia sedih, para koruptor besar bebas dari hukuman, sementara orang yang belum tentu bersalah sudah menerima hukuman berat,” lanjutnya lagi.

Arifin kemudian menceritakan bahwa saat ia memperkenalkan zikir berjemaah itu di masjidnya sekitar tahun 1997, jumlah jemaahnya hanya dua-tiga orang saja. Tapi, ia terus berusaha meyakinkan para jemaahnya bahwa zikir berjemaah itu sangat besar faedahnya. Dalam sebuah hadis dikatakan, “Sesungguhnya kelompok yang berzikir kepada Allah memperoleh empat perkara. Yaitu, turunnya ketenteraman pada mereka, rahmat akan menaungi mereka, para malaikat akan mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan para makhluk yang ada di dekat-Nya.”

Arifin menyadari, untuk mengajak ke jalan kebaikan itu tidaklah mudah. Setelah bertahun-tahun berzikir di masjid dengan dua-tiga jemaah, belakangan mulai bertambah menjadi satu saf (sebaris salat, sekitar 15 orang), dua saf, dan akhirnya masjid pun dipenuhi jemaah zikir. Setelah Arifin berulang kali tampil berzikir di layar teve, belakangan jumlah jemaah yang datang pun makin tak tertampung lagi di masjidnya. Apa boleh buat, ia pun terpaksa memasang tenda dan tikar di depan dan belakang rumahnya menuju ke masjid. Majelis zikir yang diselenggarakan setiap awal bulan itu didatangi puluhan ribu jemaah.

Kenapa zikir Arifin saat ini terasa begitu memikat? Syaefullah, mahasiswa program pascasarjana UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah, menilai, kelebihan zikir yang dibawakan Ustad Arifin itu adalah sangat sederhana dan mudah dipahami semua orang. Menurutnya, ada lima sebab utama kenapa zikir Arifin segera menasional. “Pertama, zikir beliau ini lepas, tidak terikat dengan pakem dan tarekat tertentu, sehingga setiap orang bisa mengikuti tanpa harus dibaeat (diambil sumpah). Kedua, cara berzikirnya mudah diikuti oleh orang awam sekalipun, karena setiap kali selalu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Ketiga, zikirnya itu bukan sekadar zikir, tapi ada muhasabahnya, yaitu usaha mengoreksi diri sendiri, sehingga setiap orang bisa langsung tersentuh. Keempat, zikirnya ini bukan sekadar zikir lisan, tapi sampai ke hati, sehingga semua orang bisa menangis karenanya. Kelima, zikirnya itu bisa diikuti oleh semua orang dari semua golongan,” paparnya.

MISTERI GUMPALAN SINAR
Arifin mengaku sudah beberapa kali mengalami kejadian yang nyaris merenggut nyawanya. Selain pernah nyaris mati tenggelam di sungai sewaktu kanak-kanak, kemudian digigit ular berbisa, Arifin juga nyaris mati saat melintasi rel kereta api di Citayam, Bogor, tahun 1996. Karena di perlintasan itu tidak ada pintunya, maka ia pun langsung saja melintasi rel itu. “Begitu masuk ternyata ada kereta lewat, sehingga pantat mobilnya tinggal beberapa sentimeter saja dengan badan kereta itu. Semua orang di jalan itu berteriak bahagia karena Arifin lolos dari maut,” kenangnya. “Setahun berikutnya, Arifin juga nyaris mati ketika hampir tubrukan dengan truk. Jaraknya juga tinggal beberapa sentimeter saja,” lanjutnya.

Budi Noor, yang juga tetangga Arifin, menyaksikan keajaiban lain. Suatu hari, usai salat magrib, ia melihat seberkas sinar di atas rumah ustad muda itu. Semula ia tidak percaya dengan pandangan matanya, kalau-kalau hanya sebuah halusinasi atau mimpi. Tapi, setelah beberapa kali ia mengusap matanya, ia yakin akan apa yang dilihatnya. Selama beberapa saat sinar itu tetap berada di situ sampai akhirnya berputar membentuk kerucut dan menghilang ke arah langit. Anehnya, hanya dia sendiri yang menyaksikan peristiwa itu. Karena, saat ia tanyakan kepada para tetangganya yang lain, mereka mengaku tidak menyaksikan sinar apa pun di atas rumah Arifin.

Syaefullah yang kini menjadi asisten Ustad Arifin juga merasakan sesuatu keanehan lain. “Bau keringatnya lain, tidak seperti manusia biasa,” ujarnya. “Saya merasakannya sendiri, baunya wangi. Saya yakin itu bukan bau minyak wangi, karena saya juga tahu bau minyak wangi.”

“Ia tidak hanya wangi, tapi juga smart dan tampan!” sambung Dr. H.M. Bhakty Kasry, Presiden Direktur PT Pandu Logistik, perusahaan jasa pengiriman. “Ia memiliki mata hati yang dalam dan mempunyai karisma yang tinggi. Nilai plus yang paling utama, ia mendapatkan hidayah dari Allah! Kalau tidak mendapatkan hidayah-Nya, mana mungkin jemaah pengajian dan zikirnya makin hari makin bertambah. Puluhan ribu jemaah mendatangi pengajian yang diselenggarakan setiap awal bulan di masjidnya. Sebagai ustad muda, ia mampu menjalankan syariat agama dengan baik dan dengan konsentrasi tinggi. Dalam berbicara ia santun dan terbimbing. Ia mempunyai wawasan luas dan ilmu pengetahuan agamanya pun cukup, karena ia dibesarkan di pesantren. Ia memiliki visi yang jauh dan bisa bergaul dengan yang tua maupun yang muda. Sebelum menganjurkan kepada jemaah, jauh-jauh hari ia sudah melakukannya sendiri,” tambahnya.

Mengenal Arifin sekitar tiga tahun yang lalu, Bhakty merasa hubungannya jadi sangat dekat. Di antara mereka tidak hanya saling mengenal, tapi sudah seperti keluarga. “Kami sering silaturahmi, jalan bareng, dan berbagi rasa, seperti layaknya kakak dengan adik,” tambah pria pujakusuma (putra Jawa kelahiran Sumatra) ini. Ia mengakui, warna kehidupannya saat ini banyak dipengaruhi oleh Arifin. Saat ini, selain secara intensif menjalankan tujuh sunah Rasul sesuai yang diajarkan Arifin, alumnus Institut Ilmu Keuangan ini juga mempercayakan Arifin untuk duduk sebagai komisaris di perusahaannya. Di pihak lain, Arifin mengakui peran Bhakty sangat besar dalam membantu aktivitas Majelis Zikir yang dipimpinnya. “Kami dan teman-teman di sini, Pak Bhakty yang menggaji. Bahkan, rumah dan kendaraan yang Arifin pakai adalah pemberiannya,” tuturnya jujur.

Abdul Syukur mengemukakan bahwa apa yang dijanjikan Allah itu memang terbukti dengan melihat keseharian ustad muda yang dikaguminya itu. “Seperti janji Allah, makin banyak kita memberikan infak dan sedekah, hidup kita makin berkah. Itu memang saya saksikan langsung pada kehidupan Ustad Arifin!” tandasnya. “Tangan kanannya, masya Allah... penuh hikmah, enteng sekali untuk beramal. Bagi Ustad Arifin, tiada hari tanpa bersedekah karena dia sangat tanggap terhadap penderitaan orang lain. Kalau ada tetangga, teman, atau siapa saja yang ditimpa musibah, anaknya masuk sekolah tidak punya uang, atau kesulitan lain, tanpa diminta beliau pasti langsung membantu!”

BERTEMU JODOH
Kalau memang jodoh, tidak akan ke mana-mana! Begitu petuah orang tua. Kisah itulah yang terjadi pada pasangan Arifin dengan Wahyuniati Al-Waly, putri ketiga dari enam bersaudara dari mantan anggota DPR, Drs. Teuku Djamaris. Arifin pertama kali bertemu Yuni saat usai berceramah di kediaman keluarga H. Yusuf di Depok, bulan September 1997. Saat itu Arifin tengah duduk menunggu antrean makan, begitu juga Yuni. Jarak di antara mereka sekitar tiga-empat meter. Tiba-tiba di antara keduanya saling beradu pandang dan keduanya pun saling tersenyum. Hanya beberapa detik saja adu pandang itu berlangsung dan setelah itu mereka pun pulang. Setelah itu, mereka pun tidak pernah saling bertemu, apalagi saling berbicara.

Malam itu Yuni tidak pulang ke rumah orang tuanya di Kompleks DPR di Kalibata, karena ia memang berniat menginap di rumah sahabatnya, Fitrah, di Depok. Semula ia tidak berniat mengikuti pengajian itu, karena niatnya memang hanya ingin kangen-kangenan ke rumah sahabatnya yang sama-sama dari Padang itu. Karena itu, ia pun pergi ke pengajian dengan pakaian seadanya, yaitu celana jins, baju berwarna biru, dan kerudung putih. Tapi, ia tidak merasa rugi mendatangi pengajian itu. “Ustadnya masih muda, cakep, dan materi ceramahnya pun lumayan menarik,” kenangnya.

Meski yakin matanya tidak salah saat melihat kecantikan gadis itu, Arifin tidak mau mengumbar perasaannya. Ia tak berusaha mencari tahu siapa dan dari mana gadis itu. Ia biarkan kehidupannya mengalir sesuai kehendak-Nya. Sebagai makhluk yang berusaha menyerahkan seluruh kehidupannya hanya untuk Allah, dalam urusan jodoh pun ia pasrahkan seutuhnya kepada Sang Mahakuasa. Setiap malam dia bangun kemudian salat tahajud dan berserah diri kepada-Nya.

Sejak masih kuliah di Universitas Nasional, kemudian lulus kuliah, dan selanjutnya menjadi dosen di Universitas Borobudur, sudah beberapa kali ia berteman dengan wanita. Tapi, sejauh itu selalu saja gagal sampai ke pelaminan.

Hari-hari pun berjalan, ternyata Tuhan belum pula menunjukkan tanda-tanda akan hadirnya seorang pujaan hati. Suatu hari, ada salah seorang temannya, Hasan Sandi, yang menawarinya berkenalan dengan seorang gadis. Katanya, “Ustad Arifin... mau tidak kalau saya kenalkan dengan seorang gadis. Dia seorang putri ulama.”

“Mau, anaknya tinggal di mana?” Arifin balik bertanya.

“Di Kalibata. Tapi, lebih baik kita ketemu di tempat lain saja, deh.”

Suatu hari di bulan Februari 1998 Hasan menghubungi Arifin lagi. Ia mengundang Arifin untuk memberikan ceramah dalam acara syukuran menempati rumah baru. “Nanti saya kenalkan sekalian dengan gadis itu,” kata Hasan. Saat memasuki rumah itu, Arifin kaget ketika melihat salah satu foto yang terpampang di kamar tamu, yang rupanya pernah dia kenal. “Ini, lho, foto gadis itu,” kata Hasan sambil menunjuk foto itu.

Bertepatan dengan tangan Hasan menunjuk foto gadis itu, seperti disihir, gadis itu keluar bersama kedua orang tuanya. Hanya beberapa detik, karena setelah itu gadis yang mengenakan celana biru, baju biru, dan kerudung putih itu langsung masuk ke dalam lagi. Saat itu Arifin baru ingat bahwa ia pernah bertemu dengan gadis itu sekitar enam bulan yang lalu, saat ia berceramah di Depok.

Kali ini Arifin benar-benar jatuh cinta. Sejak kedua kalinya bertemu gadis itu, ada perasaan yang aneh di hatinya. Bayang-bayang gadis kerudung putih itu terus mengusik kesendiriannya. Tapi, berbeda dengan kebanyakan muda-mudi lain, ia menyampaikan perasaan hatinya kepada Sang Maha Pencipta. Setiap kali bangun malam, ia langsung bersujud dan bersimpuh di hadapan-Nya. Sambil berdoa ia menangis dan memohon petunjuk agar diberikan pendamping hidup yang terbaik untuknya.

Selama ini, ia memang selalu memanfaatkan sepertiga malam yang terakhir untuk-Nya. Hanya, kini kualitas dan kuantitas penghambaannya kepada Allah itu kian ditingkatkan. Setiap malam ia salat malam delapan rakaat ditambah witir tiga rakaat. Memasuki hari kesebelas, ia tiba-tiba mengalami kelelahan yang luar biasa hingga ia pun tertidur. Di tengah kelelapan tidurnya, ia bermimpi seolah menjalankan ibadah umroh bersama gadis itu tepat tanggal 1 Muharam.

Arifin percaya, mimpinya kali ini bukan sekadar kembang tidur. “Ini adalah petunjuk Allah yang Arifin terjemahkan untuk menikah tanggal 1 Muharam,” tegasnya. Pagi-pagi, usai salat subuh, ia langsung menelepon gadis itu. “Aku Muhammad Arifin Ilham,” katanya memulai pembicaraan. “Aku ingin mengatakan sesuatu kepada kamu. Pertama, aku ingin menikah dengan kamu tanggal 1 Muharam. Kedua, niatku ini karena Allah. Ketiga, karena sunah Rasul. Keempat, aku ingin terbang ke langit. Cuma sayang, sayapku cuma satu. Bagaimana kalau salah satu sayap itu adalah kamu? Kelima, aku butuhkan jawabanmu besok pukul 5 pagi.”

Gadis itu terduduk lunglai. Berbagai perasaan menyelimuti kalbunya. Di satu sisi ia merasa tersanjung dan bahagia, tapi di sisi lain ia juga merasa sedih dan khawatir. Bagaimanapun, ia belum mengenal lelaki itu, walaupun ia seorang ustad. Sebagai gadis, selama ini ia belum pernah pacaran atau pergi berduaan dengan lelaki. Selain tidak suka pergi-pergi iseng, pendidikan ayahnya pun sangat ketat. Sudah beberapa kali ia dilamar, tapi selalu ditolak oleh kedua orang tuanya. Karena itu, awalnya ia gamang saat ingin menyampaikan lamaran Arifin itu.

Apa boleh buat, lamaran ‘mengagetkan’ dari ustad muda itu harus segera dia sampaikan kepada kedua orang tuanya, karena esok subuh sudah ditunggu jawabannya. Untunglah kedua orang tuanya menyetujuinya. Saat esok harinya, pukul 5 pagi, Arifin telepon dan yang menerima Yuni sendiri, ia yakin lamarannya bakal diterima. Satu bulan kemudian, tepat tanggal 1 Muharam (28 April 1998), Arifin dan Yuni menikah di Masjid Baiturrahman di Kompleks DPR Kalibata. Dua sejoli ini ternyata banyak kesamaannya. Antara lain, Arifin maupun Yuni adalah alumni Pesantren Darunnajah dan Universitas Nasional. Hanya tenggang waktu mereka yang berbeda. Kedua kakek mereka sama-sama memiliki pesantren, yang namanya juga sama, Darussalam.

Kini, pasangan ini dikaruniai dua putra, Muhammad Alvin Faiz (4 Februari 1999) dan Muhammad Amer Adzikro (21 Desember 2000). Saat ini pasangan muda yang berbahagia ini tengah menantikan bayinya yang ketiga, yang diharapkan lahir pada bulan Oktober ini. “Saya sangat bahagia, doa saya dikabulkan oleh Allah,” tutur Yuni yang sehari-hari dipanggil ‘Sayang’ oleh suaminya.

Diceritakannya, sejak sekolah SMP sampai kemudian mengakhiri masa gadisnya, setiap kali usai salat wajib ia selalu berdoa. Tanpa ada yang menyuruh dan tak ada yang mengajarinya, Yuni selalu memohon kepada Tuhan agar mendapatkan jodoh pria dengan 10 kriteria. Antara lain, pria yang saleh, beriman, ganteng, berkecukupan, terkenal, berakhlak mulia, disayang semua umat, bertanggung jawab, dan pintar. Katanya, “Alhamdulillah... semua yang saya mohon itu ternyata ada pada diri Kak Arifin!”